Ku terus menulis.... Membiarkan semua asa dan pikiranku terbang bersama emosi dan jiwa ini.
 


Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana ?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan meumpahkannya ?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya



Links

+ Nofriza's Blogger
+ Muslim Blogger Indonesia
+ Constantio Community
+ Nindiyasari's Personal Website

SPONSOR









Powered by Blogger

   
01 February 2007

Lelah

Tangisku dalam gemertak detik jam
bergemuruh di telinga
berdentang di sela hati yang terkapar
sulitku bernafas dalam luapan kesedihan

Tatapku kosong menerawang langit
merasakan dinginnya tempatku bersandar
lelahku dalam bernafas
lelahku berjuang di bumi

Kilatan kisah hidup
berebut menyeruak
otakku terasa penuh
dan ingin meledak

debur ombak membawaku dalam angan
berhenti menyalahi takdirku
berhenti berbicara pada laut
biarkan kebisuan menjadi kedamaian

Lelah Tuhan...
diantara gerik jalan ini
adakah kau tau aku teringsut, terseok?
dan lelah ini semakin membuatku pasrah?

Entah...
karena darah ini tak ingin berhenti
atau karena egoku telah musnah
diterjang sepinya malam?

Bunyi letusan itu masih terdengar keras
Teriakan itu serasa akan menyudahi episode hidupnya
Tapi saat aku mencoba meraba harapan
Dia menghadiahkan aku hadiah terindah
sebuah peluru di dada ini

Aku hanya bisa merangkulnya di detik penghabisan lakonnya
Dan satu lakon lagi akan lenyap di bumi
membawa kisah berdarah ini
ke dalam terjangan dinginnya malam
hanya bisa mencoba menerawang Takdir Tuhan

 
Oleh : constantio ketika 7:38 PM | 1 Komentar

Kau datang pada mimpiku lagi, kenapa?

Bukankah waktu telah jauh ke depan,
dan ada selimut yang membentang di sekujur tubuhku
sebagai tanda aku menutup masa lalu,
lantas haruskah dalam mimpi dia datang dengan cerita yang tak mungkin jadi nyata?

Bukankah dia tidak pernah kutemui lagi?
masih harus adakah sisa-sisa istana beku itu disini?
Bukankah aku telah berucap,
akan menyudahi semua rasa ini?

Jika terlalu dalam cinta ini,
kenapa Kau ciptakan rasa yang dapat membuatnya
terlalu indah untuk dimusnahkan,
terlalu sakit untuk membayangkannya,
terlalu sulit untuk ditinggalkan.

Jika manusia telah membuat mataku tak bisa berpaling,
hatiku sebeku es abadi.
Adakah ada pangeran sejati disana yang bisa meluluhlantahkannya?

Petualangan cinta ini bagai ajang balas dendam,
dari sebuah cinta tak berbalas,
menghumbar cinta hampa,
tatapan tanpa cinta,
untaian kata cinta palsu,
dan dekapan hangat yang sebatas membahagiakan
tapi dari lubuk hati yang paling dalam,
istana itu masih berdiri,
setiap tahun menambahkan intan dan berlian
untuk menambah pundi-pundi kerajaan,

haruskah istana terindah ini musnah begitu saja?
sedangkan kau disana menciptakan istana nyata
untuk sebuah keluarga sakinah
dan kaupun tau betapa hancurnya hati ini
walau kuurai dengan senyum
walau dengan sejuta doa untukmu
tulusku agar kau bahagia

Kalau saja kita tidak bertemu
mungkin semua tidak akan seperti ini
mungkin aku punya cerita lain yang bahagia
merajut benang kasih abadi tanpa kecewa
atau mungkin aku terjerat dalam kekerasan kota
yang membuatku konyol untuk tidak bercinta

Lelah rasanya
Aku lelah melihatmu dari kejauhan
Lelah menjadi penonton setiamu
Tapi aku tak sanggup kembali
kakiku terasa lemas dan tak mampu kembali

Adakah yang dapat membangunkanku?
Membawaku dari bioskop besar yang membuatku kadang muak?
Setiap kau menyebutkan namanya,
Taukah kau buat aku berdarah kembali
walau candaku menutupi sakit ini

Saat kau tak ada disini
Tanpa berbicara tentang permaisurimu
aku merasa sepi
ada rindu menghebat untuk kasih buta ini.

Dapatkah kau hilang dalam mimpiku
kala aku sudah tak melihatmu lagi?
Dapatkah kau tidak muncul disetiap pandanganku
berbisik indah ditelingaku untuk menyebut namaku?

Aku ingin ini berakhir
Aku ingin ada yang bisa menghancurkan istana ini
biarkan ini berganti dengan istana lainnya
lebih indah, lebih abadi, sederhana...
dan membuatku bahagia....

 
Oleh : constantio ketika 7:17 PM | 3 Komentar

Selamat Tinggal Sahabat

Aku menatap lelah ke arah rembulan, bertengger di batang pohon besar itu. Aku menunggumu dalam sepinya malam.
Kaupun tiada pernah datang hingga sang mentari menyalami bumi.

Biasanya kau akan mencari bintangmu dalam hamparan ribuan bintang, bintang terang itu datang malam tadi, tapi dirimu tak pernah muncul. Akh... ada apa denganmu, sahabatku... Tak biasa kau mengingkari janjimu seperti kemarin.

Mentari menyadarkanku untuk pulang, sebelum sapaan panasnya membuat tubuhku terbakar. Aku mencarimu sebelum siang, dan berita tentangmu datang mengenaskan, kau pergi sahabat? kenapa? kenapa kau meninggalkanku? kenapa semua impian kita harus tertunda disini?

Akh... tapi apa daya, aku tak bisa menghentikan tangan Tuhan untuk menarikmu kembali. aku tak bisa memarahi Dia karena mengambilmu, sahabat mungkin jika kita tidak saling berjanji untuk melihat bintangmu, mungkin pagi ini aku tidak akan berpakaian duka, berdiri di depan makammu. Aku masih bisa melihat tatapanmu yang lembut, dan tawamu yang hangat.

Akh... sahabat... bilalah Tuhan mengijinkan kita bertemu terakhir kali, aku akan menghabiskan waktu bersamamu seindah mungkin, hingga akan terkenang selamanya...

Selamat tinggal sahabat....

 
Oleh : constantio ketika 7:15 PM | 0 Komentar 18 December 2006

Untuk 10 Tahun Rasa Cintaku...

10 tahun waktu yang panjang untuk sebuah cinta tak berbalas, 10 tahun adalah waktu yang tak pernah buatku lelah untuk menyayangimu dan 10 tahun adalah waktu dimana aku tak akan pernah bisa melupakanmu.
Angka 10 merupakan angka sempurna dan aku menyempurnakannya dengan menanggalkan semua cinta itu di dalam box kenanganku, apakah ini awal dari sebuah perjalanan cintaku yang baru ataukah hanya sebuah keinginan sesaat? Aku tak bisa menjawabnya, walaupun aku masih menginginkan figura wajahmu tetap di hatiku, selamanya.
Tetapi tahun 1996 merupakan tahun yang tak akan pernah kulupakan, tahun dimana aku mengenalmu pertama kali, merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, dan kamulah yang mengajarkan aku caranya mencintai pertama kali, walaupun hatimu pun tertutup untukku, dari 10 tahun lalu, dari saat aku mengungkapkan rasaku, hingga saat ini, dan selamanya.

Dan aku masih mengingat bisuku ketika kau tanyakan mengapa aku mencintaimu, dan ketololanku untuk mencintaimu adalah sebuah kebiasaan yang membuatku merasa utuh, setiap didirimu walau tak pernah aku melihatmu lagi, aku tetap bisa menyayangimu dengan utuh.
Apakah kini saatnya aku lelah untuk setia mencintaimu? dan adakah salah jika aku menutup buku sakral ini?, taukah kau buku ini penuh dengan uraian tangisku mengenangmu, mimpi-mimpiku yang hanya indah untuk segumpal asa yang tak bisa kugenggam.
Adakah aku kini harus mendengarkan mereka?, berhenti mencintaimu dan mencari cinta sejatiku?, ataukah aku harus berpeluh dalam tangisku sendiri, uraian khayal hampa dalam setiap detik kehidupanku.
Sudah 10 kali aku mencari penggantimu, dan aku hanya membuat rangkaian kecewa pada mereka, dan aku lelah untuk berkelana, adakah disana aku menemukanmu kembali ataukah Tuhan berbaik hati mengirimku pengganti dirimu.

Aku akan menanti walau untuk selamanya, aku akan setia untuk menunggu cinta sejatiku, untuk pangeran penunggang kuda putihku yang kucari.
Dan untuk 10 tahun cintaku padamu, aku lengkapkan rasa ini dengan menutupnya selamanya, dan rasa sayang itu masih ada walaupun cinta itu kinipun mulai kujauhkan dari otak kecilku yang tak pernah berhenti memikirkanmu, mengulang dan mengurai detik demi detik kenangan bersamamu, jalan cerita hidupmu yang kulihat dengan sejuta cinta hanya untukmu.
Aku pun mengurainya dalam lirik lagu yang pernah ku urai untuk sebuah lelah yang kini muncul dan menyadarkanku bahwa kaupun "BUKAN UNTUKKU"

Dan Kaupun akan menjadi kenangan terindah untukku, karena sejak pertama aku bertemu denganmu, aku menyadari bahwa cinta pada pandangan pertama itu nyata, cinta itu memang indah, dan cinta itu dapat membuatku mendapatkan berjuta rasa yang tak akan kulupakan, dan "KAU TAK AKAN TERGANTI"

 
Oleh : constantio ketika 7:27 AM | 0 Komentar

Adakah yang lebih baik?

Liku hidupku masih berkemelut
Bersama hempasan badai yang beriring
Entah, kenapa kau harus datang kembali
Membawa cinta yang seharusnya hilang

Aku termangu menatapmu
Matamu nanar membawa tatapan sama
Ribuan uraian kasih masih terhampar luas
Tapi redupku semakin gelap
Diantara cinta dan persahabatan kita

Jika kau kembali saat ini
Aku tak bisa rangkaikan kata cinta
tak kuasa memintal harap untuk kasih buta
Yang tersisa hanya sebuah persahabatan,
Seperti dulu... mungkin sedikit dengan kadar yang kurang

Tanyaku pada dunia
dan lirikku padamu saat hempasan gelombang itu menyela
Adakah yang lebih baik?
Adakah jawaban yang lebih pantas?

Jika aku memelukmu kala kau pulang
Aku memelukmu dengan kehangatan seorang teman
Aku menatapmu dengan ketulusan seorang sahabat
Dan sayang....
Aku hanya menyayangimu tak lebih dari itu
Tak bisa seperti yang kau mau...

 
Oleh : constantio ketika 7:26 AM | 0 Komentar

Aku mencintaimu... Sahabat (III)

Aku dihujami rindu tak terkira
sakit sekali di dada ini
serasa aku ingin mengakhiri hidupku
jika tiada kau disini

Aku rindu setiap tawamu
Kecupan bibirmu di keningku
dan sentuhanmu diseluruh hidupku
biarkan jejakmu menghiasi tubuh yang menginginkanmu

Aku menatapmu dari kejauhan
mencoba merekam suaramu yang membuatku bergairah
melirik setiap gerak tubuhmu
yang membuatku ingin mendekapmu... selamanya

Setiap didirimu membuatku menggilaimu
memujamu hingga tak ada kata yang tersisa
tetapi semuanya itu tiada akan terulang
atau lebih manis dari pertama
dan itu hanyalah pertama dan yang terakhir

Ketika jampun berhenti
kau membuat aku pergi ke nirwana terindah
ketika otakku tak berfungsi
kau membuat aku tersanjung
ketika kau bisikkan kata cinta

Hari itu hari pengakuan kita
dan hari itu hari terakhir kita bersama
kini hanya kesombongan kita yang tertinggal
malu menyatakan kepada dunia
bahwa kita saling JATUH CINTA

 
Oleh : constantio ketika 7:21 AM | 0 Komentar 27 November 2006

Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...

Amarahku memuncak... aku gelap mata
Mama... aku bukan membencimu
Mama... aku hanya ingin bebas
dalam deretan aturan, doktrin-doktrin lama
yang berhasil membuat otakku berhenti bekerja

Aku berlari dari pintu yang kuanggap penjara
mungkin benteng besar ini hanya kenangan saja
Aku menatapmu dengan enggan
Dalam sayu matamu...
aku tahu kau masih menghakimiku

Duniaku berbeda
gerak bumi sudah berada ribuan mil
di depan duniamu dulu
dan aku ingin terbang
bersama mimpi-mimpi yang kau hujat

Akh... entahlah
Kadang aku masih begitu menginginkanmu mengerti
Aku hendak membawamu mengerti aku
Tapi aku pun takut kehilanganmu

Sosok yang kukenal sejak dulu
sejak aku hanya bisa menjadi bebanmu
dan kini aku tak ingin membebanimu
biar aku pilih takdirku sendiri

Berjalan dalam padang gersang
tanpa air darimu
Berjalan dalam bebatuan terjal
tanpa tanganmu

Biar aku meniti hidupku... Mama...
Sekali ini...
dan aku akan kembali
membawa kabar bahwa mimpiku telah kuraih
dan membahagiakanmu sampai akhir hidupmu

Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Aku mencintaimu... Sahabat (II)

Aku menelponmu pagi itu
entah bayanganmu memecahkan dinding esku
entah kenapa hanya kau yang bisa membuatku sadar
aku bisa mencintai lagi

Aku terpaku mendengarkan suaramu yang dingin
tak biasa... tak seperti dulu
mungkin memang tak harus terjadi
mungkin seharusnya aku tak perlu menanyakan perasaanmu...

Merasakannya aku sudah cukup tahu
ada getar berbeda dari kecupanmu
sentuhan hangat yang memporak-porandakan
istana es anti cintaku....

Aku tertegun lama
kala kesombonganku menghilang dan mengucap lagi
saat kau bertanya apa yang kurasakan
Aku berbisik dan mengaku
Aku Mencintaimu

Keheninganmu membuatku gila
dan kau hanya bergumam kecil
Kita sahabat.... seperti dulu...
Tapi aku juga mencintaimu
Melebihi rasa cintamu padaku....

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Aku mencintaimu... Sahabat

Jauhku bergumul dengan awan pekat
hitam.... tak jelas akan rembulan yang mengintip
ingin menyimak kejadian bumi
langkahku gontai semakin melunglai

Fikirku dalam angan tak jelas
mencoba menterjemahkan kejadian tadi
kala kau menjamuku dengan mesra
diluar kebiasaan kita sebagai sahabat

Adakah aturan main yang lain disana?
bumbu manis apa yang ingin kau perlihatkan?
dari semua sentuhanmu tadi....
rasa cintakah atau sekedar nafsu belaka?

Aku memarahi kebodohanku sendiri
terlarut dalam kenikmatan yang kumaki saat ini....
Kami sahabat... pantaskah itu?
Terlalu....

Tapi ada gerak yang ingin meminta lagi
sentuhanmu membuat tubuhku menangih...
mungkin kau memperlakukanku begitu istimewa
diantara kelembutan dan perasaanmu yang tak pernah kau akui...

Apakah masih ada persahabatan disana?
kala kita memperlakukan semuanya dengan cara lain
cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat
dan bibirku kini hanya bisa terdiam...

Bila saja aku tak menangis saat itu
mungkin kita sudah lebih jauh
Bila saja tak ada rangkaian kata maaf darimu
mungkin kita sudah tidak dibumi lagi
berpijak pada keyakinan yang kita tinggalkan sesaat
berdansa dengan para iblis yang tertawa...

Aku menyayangimu sahabat...
seperti dulu...
Aku juga menyukaimu sahabat...
seperti dulu...

Dan aku tak ingin ini berakhir tanpa sebuah kata
akan kemana persahabatan ini dibawa
ketika kau diam bersama pertanyaanku
dan pengakuan tulusku....
Bahwa aku juga mencintaimu....

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Menembus Angkara...

Terbaringku dalam perabuan
Siapa kira ini akan berakhir
Dalam seperempat abad hidupku
Dipertengahan Ramadhan

Derap kaki ini tak lagi bisa terdengar
Sayup suaraku tiada akan ada lagi
Seduku pada dunia tiada akan pernah ada lagi
Dan Angkaraku pada negeri ini tiada pernah mencuat lagi

Seperempat abad dalam permainan bumi
dalam planet bundar penuh tanda tanya
dan apakah aku sudah bisa berguna untuk sebaret bendera negeri?
atau aku terlalu sering membuat kering kerongkonganku dengan menghujat negeri...?
menampakkan angkaraku?

Tuhan merangkulku dalam sebuah hikmah terindah
Masih banyak misi diotakku
Masih banyak ambisi menggila dalam kantong perutku yang ingin muntah
mencaci petinggi negeri ini... mungkin... lebih parah

Mungkin Tuhan menarikku dan menyadarkanku
Aku harus pulang
Menembus Angkara...
Kepangkuan-Nya yang Abadi
Di Ramadhan ini... Ramadhan terakhirku....
Tanpa usaha perencanaan yang akan terlaksana

 
Oleh : constantio ketika 2:06 AM | 0 Komentar

Untuk Saskia II

Aku memejamkan mata diantara artefak seni langka
Menyesapi bau sejarah dan semerbak harummu
Ketika aku membuka mataku
kudapati senyum terindahmu

Diantara deretan seni ini, kau seni terindah
Wahai Saskiaku... Kau seni terindah dari Tuhan
Sosok tersempurna untukku
dan kuharap senyummu hanya untukku

Rinduku bersama larian kecilmu
Langkahmu menyapu rerumputan yang menggagumimu
Suara merdumu membuat burungpun enggan bernyanyi
dan desah nafasmu membuat angin enggan berhembus

Jagalah cinta ini Saskia-ku
Biarkan semua didirimu hanya untukku
Di balutan sejarah yang kau kupas
Kau buat deretan sejarah yang tak akan kulupakan

Biarkan aku terus menyimpan raut wajahmu
Dihatiku, wanita tersempurnaku
Biarkan waktu memberikan aku jeda waktu
Untuk menyayangimu hingga mata ini tak akan pernah
Terbuka...

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Mimpi Sang Pujangga

Hilang...
Terbawa malam
Terbang...
Ditiup angin

Bersama mimpi
Aku ingin meraih cita
Bersama indahnya mentari
kuingin memeluk asa

Tapi...
Itu hanya mimpi
sekedar ilusi
Hanya sepenggal angan

Tiada akan menjadi nyata
Tidak...
Bahkan untuk seujung harap
Secuil keinginan

Aku hanya pujangga
Terus menulis
Tiada lelah
Hanya bermimpi menjadi
Pujangga Besar...
dan aku hanya sekedar
Pemimpi dan Pujangga picisan

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Puisi Sang Pelukis

Designkan aku sebentuk hati
untukku bernaung dan menguas ruang hatimu
Biar kulukis semuanya dengan indah
sehingga proporsinya sempurna disemua sisi

Jelaskan kepadaku komposisi warna cintamu
Biar aku kombinasikan dengan segenap kemesraanku
yang kini terluap bersama ekspresi cinta sejatiku
Hanya untuk segurat wajah indahmu

Jadikan aku pelukis sejatimu
Entah disudut mana kau akan menempatkanku
Tapi aku mohonkan hanya dihatimu
Ditempat terpaling jujur dalam kesenian cinta kita

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Marhaban Ya Ramadhan

Desir udara itu datang lagi
Alhamdulillah
Purnama itu terlihat lagi
Subhanallah

Ramadhan menyentuh bumi lagi
Marhaban Ya Ramadhan...
Indah dirimu wahai Bulan Penuh Rahmat
Nyanyian malammu berkumandang diseluruh bumi

Keceriaan semakin membahana Wahai Bulan Terindah
Alhamdulillah aku masih bisa berdiri diantara semua keindahanmu
Alhamdulillah Allah masih memberiku menegukmu kembali
Kenikmatan tiada batas
Kenikmatan berbagi dengan sesama
dengan semua Makhluk-Mu ya Allah

Dan setiap Ramadhan
Membuatku merasa kecil wahai Bulan penuh Nikmat
Dan disetiap Ramadhan
Aku takut kehilangan waktu untuk tidak mengejar Rahmat-Mu

Wahai Pencipta Bumi
Kusambutkan Ramadhan dengan kesuka citaan
Kuteriakan Marhaban Ya Ramadhan
Dan kurendahkan hati berujar
Mohon Maaf Lahir Bathin untuk seluruh umat di Bumi-Mu
dan kumohonkan maaf untuk semua dosa di dalam 11 bulanku berjalan di galaksi-Mu...

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Tanpa... Amarah

Demi satu waktu
beri aku ribuan mawar
Demi satu kasih
beri aku ribuan cinta

Jika diam ini buat sendu
mengapa tidak kau berteriak
Jika serumu tersedak dalam geram
mengapa tidak kau marahi aku

Tak bisakah kau berujar
dengan ribuan kata
Biar ku tunggu kau buat buku hinaan untukku
aku tak ingin kau terdiam membisu

Tatapanmu masih ada cinta
tapi ada amarah memerah disana
Satu kisah yang salah
haruskah sedingin ini dirimu?

Adakah ada untaian kata
di otakmu yang ingin coba kau urai
karena aku ingin menari
dibawah sinar bintang malam ini
bersamamu
Tanpa... diam....
Tanpa... amarah...

 
Oleh : constantio ketika 2:04 AM | 0 Komentar

Dulu, Sekarang dan Esok

Lamunanku mencoba menerawang jeda panjang dalam kehidupanku yang suram, lagu-lagu malam pun serasa hambar dengan tarian kesepian. Lelahku memuncak dalam hitungan detik, seakan ingin berlari pergi ke dunia lain, atau mengakhirinya.

Dulu ini cerita lalu, dulu ada keinginan waktu akan membuatku menjadi semakin baik, Tuhan semakin mengerti kesengsaraanku, tapi sekarang Tuhanpun seakan hanya terduduk disana dengan senyum yang sama tanpa membuat aku sedikit bahagia.

Aku tidak tahu apa ada cercah bahagia untuk jalur ceritaku esok, mungkin lebih baik aku berpuisi dalam derai tangis tak sudah. Mungkin memang garis hidupku seperti deretan kereta lokomotif tua yang berjalan terseok dan berbunyi parau.

Esok seperti apakah wajahmu nanti? Sekarang cerita ini seakan ingin kuakhiri. Kemiskinan, penderitaan, kesepian, deretan kesengsaraan yang tiada habis, akankah ada nanti di saat mendatang yang kan kusebut ESOK???

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Saat Semua Berubah

Dalam sebuah kata
Antara ribuan cerita khayal
Berkecamuk dalam otak tak bertuan
Entah semua seakan samar

Jika aku berayun dalam udara hampa
Ada satu yang hilang disini
Tiada dirimu yang membagi cerita
Berbicara sederet bahagia

Satu salah itu buat kita beda
Deburan dalam nafas kitapun berubah
Entah sayang... kamu berubah
Dan aku kini sepi tanpamu

Cinta...
Apakah ada jalan untuk kita berbagi?
Jika sayang itu hilang
Adakah jalanku untuk membuatnya kembali ada?

Tak akan manis hidup ini
Tanpa senyummu
Dan aku ingin tidak ada beda
Tidak ada yang berubah

Dan itu sudah hilang...
Sudah terlambat

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Lagu Sang Melati

Berbisik.... singkat
Ada suara...
Coba Dengar...?
Ada lantunan lagu di reruntuhan gedung sana....

Larian mereka menhentak bumi
dalam derai malam yang kelam
menyelami suara yang datang
sebuah nyanyian merdu

Hanya sebuah pohon melati kecil
berdansa dalam tarian angin
saling bergesek
dan menhasilkan bunyi...

Gesekan indah...
Sang Melati ternyata bernyanyi
diantara hening dan gelap
sang Melati menghamburkan lagu malam

Lagu Sang Melati

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Untuk Saskia

Lariku dalam padang ilalang
Entah....
Aku merasa dikejar
Entah...
Oleh Siapa?
Entah...

Sungguh...
Aku Berfikir Hebat
Sungguh...
Ada takut untuk menoleh kebelakang

Dara biru apa benar ada
Di gua sana
Di ujung Timur
Emm... Dekat Matahari?

Benar dia bisa buat hati merasa nyaman
Dara biru itu...
Sungguh Hebat... Benarkah?
Tapi lari ini semakin cepat
Seakan ingin merangkul Dara Biru

Siapa yang mengikutiku?
Siapa yang ingin mengejarnya juga?
Ataukah dia sebenarnya ingin mengejarku...
Tunggu... Apakah hanya 'Dia'
Mungkinkah 'Mereka' mengejarku?

Ilalang perawan...
Memperlambat langkahku
Dan ternyata... Dia hanya sendiri
Dia mulai mendekat
Dan... Dia merangkulku hangat
Dan dia... Dara Biruku...

Saskia...
Kekasihku Saskia...
Pecinta Goa...
Sejarahwan yang selalu buat kejutan
Saskia yang cantik
diantara ilalang
Berpeluh keringat
Tersenyum dan mendekapku erat...

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Hujan Terakhirku

Jika Bunda menangis
kenapa ku tiada pernah perduli
Jika Bunda bahagia
Kenapa ku tiada pernah tersenyum

Bunda...
kau asing bagiku
Bunda...
Apa kau pernah menyayangiku?

Tanya itu tiada akhir
kalau matamu tiada berbinar menatapku
tatapmu kosong...
hampa dalam memelukku...

Jangan pernah ada tangisan lagi
Bundaku tersayang...
jangan banjiri aku dengan cinta hampa
Bundaku tercinta...

Biar air matamu
jadi hujan terakhirku
Biar air matamu
jadi biar aku berlari
ke dunia yang ku pilih...

 
Oleh : constantio ketika 2:01 AM | 0 Komentar

Maaf untuk Cintamu

Dingin ini bukan salahmu...
Tega ini bukan karenamu...
Cinta ini bukan untukku...
Tiada harapanku untuk menerimanya

Bukuku telah tertutup lama
tersimpan dalam samudera terdalam
dan buku itu tak ingin kubuka lagi
dan aku tak ingin menulisnya di buku lain

Tak ada permohonan yang harus terucap
itu akan sia-sia
maaf untuk semuanya
kisah ini tak akan pernah bermula
maaf untuk cintamu...

 
Oleh : constantio ketika 2:01 AM | 0 Komentar

Duri dalam Daging

Mawar hitam telah datang
bergulir dengan waktu yang kelam
kala kukira duri selalu dalam semua manusia
semua manusia...

Mawar hitam itu menjelang
tak ingin beringsut
melilitkan batangnya di semua tubuhku
menancapkan duri ke dalam daging-daging tubuhku

Perih...
dan mengapa kau kembali
Jika kau hanya menjadi duri dalam daging
Mawar hitam aku membecimu
melebihi kebencianku kepada waktu
dia selalu tertawa ketika dia membawa aku menjadi tua

Sakit...
dan aku ingin berhenti
telah habis darahku...
habis sudah...
Tiada bersisa...

Duri dalam daging....
tidak bisa di cabuti...
mendarah daging hingga aku membenci
dan menjadi mencintai Mawar hitam
dan aku mencintai mawar hitam
mencintai mawar hitam
mawar hitam

hingga semua dibenakku hanya mawar hitam...

 
Oleh : constantio ketika 2:00 AM | 0 Komentar

Biarlah dingin

Dingin... mungkin jawab dari semua
Dingin.... Mungkin sebuah hasil akhir untuk semua....
Dan dingin.... Mungkin yang terbaik.....

Dingin.... Biarlah sepi
Dingin.... Biarlah merajai
Dingin.... Biarlah menghabiskan waktu

Bukankah waktu senang dengan semua mimpiku?
Bukankah waktu begitu mencintaiku untuk sekedar tertawa?
Bukankah waktu yang bisa membuatku kembali membeku.
Jika dingin adalah jawaban.....
biarkan beku adalah akhirnya....

Jangan biarkan aku meleleh dalam jerat pilu....
Walau panas membadai sebuah gunung es yang aku buat,
biar dingin menjadi sahabat terdekatku....
Biar dingin sebuah rangkulan saat mimpi mulai menghapiriku,
biar semua dingin....
Menghilangkan semua keinginanku untuk membuat kenangan....

 
Oleh : constantio ketika 2:00 AM | 0 Komentar

Sabarku menantimu

Disini aku menatap bintang
menerka datangnya meteor
dan disini aku menantimu
menerka kedatanganmu
seumur hidupku

Biar hati ini terus beku
untuk yang lain
biar tiada debaran
untuk yang lain

Aku hanya ingin dirimu
tiada yang lain
Aku hanya ingin bersamamu
tiada yang lain

Biar mimpiku melayang bersama angin malam
ku harap ada hari paling indah
untuk kita...
untuk cinta kita...

Jika aku tak dapat mencintai yang lain
apa kamu juga merasakan yang sama?
jika aku tetap menunggumu
apa di sudut sama kamu menatap bintang yang sama?

Aku bersabar untuk kedatanganmu
bersabar untuk rajutan cintaku
dan aku bersabar untuk menjadi belahan jiwamu

(untuk belahan jiwaku yang entah dimana, semoga Tuhan-pun berbaik hati mempertemukan kita, Aku akan selamanya menantimu)

 
Oleh : constantio ketika 1:59 AM | 0 Komentar

Cinta Pertama

sepuluh tahun lalu
sebuah cinta dimulai
saat mata bertemu
saatku gemetar dengan melihatmu

kini cinta itu telah berakar
berdiri kokoh meneduhkan hatiku
dan aku terus menatap langit
berharap kau masih menjadi anganku

biar aku mengenangmu
dalam lingkup cinta yang tak terbendung
dalam rangkul sayang yang tak terhingga
walau dirimu tak akan bersamaku

selama aku masih mampu mengenangmu
selamanya kau tetap sejatiku
cinta pertamaku....
cinta terindahku....

dan biar dunia menertawakanku
dalam peluh ini aku memujamu
dalam perih hidup ini kenanganmu
menenangkanku....

selamanya....
selamanya kau kan menjadi anganku....

 
Oleh : constantio ketika 1:59 AM | 0 Komentar

Cinta Sejati

Cinta adalah rasa yang akan mendera kala duka
tak kuasa memiliki.....
Cinta tercipta dengan anggun dengan
sentuhan Tuhan di dalamnya
Penuh warna, mempermainkan rasa, kemelut
dan auramu....

Jika kau mencintai seseorang dengan ikhlas...
mengiringi langkahnya dengan doamu....
merasakan sedih dan bahagia bersama....
dan tanpa ragu tetap berada disisinya hingga akhir hayatmu....
maka bersorak dan bersyukurlah karena kamu telah mendapatkan....

CINTA SEJATI

 
Oleh : constantio ketika 1:58 AM | 0 Komentar 01 September 2006

Hanya Satu

Yakinku pada satu
Tiada dua, tiga maupun empat
hanya satu saja
itu yang kupinta
tiada lebih

Satu Teman...
Persahabatan ini selamanya
Bersamamu sampe nafas ini berhenti
Berjalan bersama dalam aliran
Cinta dan kasih sayang

Hanya satu tiada dua
Bukan tiga, juga bukan empat
wahai sahabat
Aku hanya minta satu saja

Dapatkah kau wujudkan?
Beratkah itu bagimu?
Satu saja...
Bukan dua, tiga atau empat

 
Oleh : constantio ketika 9:32 AM | 0 Komentar 29 August 2006

Perih itu kenapa harus Ada?

Jika Perih itu sakit?
Kenapa harus ada Tuhan?
Jika senang itu buat bahagia?
Kenapa dia tidak datang tiap saat?

Jika sakitku semakin buat menderita
Kenapa kau berdiam diri Tuhan?
Jika Kau peduli dengan Hamba-Mu
Pernahkah kau melirikku Tuhan?

Jika Sampai detik ini bahagia itu tak pernah hinggap,
Kenapa Kau susah memberinya Tuhan?
Jika Susahku untuk mendapatkannya,
Kenapa kau tak beri tahu aku jalannya?

Sepi ini bikin aku benci
Derita ini bikin aku muak
Luka ini bikin aku sebal
dan Perih ini terus meghantui

DAN AKU BENCI PERIH INI TUHAN....
BERI JALAN JIKA MEMANG ADA JALAN ITU...

Jangan berdiam diri, jika Kau peduli
Biar aku bisa sedikit bahagia,
walau itu hanya sedetik....

 
Oleh : constantio ketika 11:40 PM | 0 Komentar

Kenapa Sahabat?

Jam itu berdetak lebih kecang
Entah karena hening
atau dingin yang menerjang antara kita
atau mungkin jam itu ingin berteriak kencang?

Entah apa yang buat semua remuk
apa memang harus pecah?
haruskah karena ada rasa lain
diantara persahabatan kita?

Apa itu wajar?
Sahabat lantas kenapa mesti ada rasa lain disana?
Buat kaku, buat dingin... buat... akh
Aku benci suasana ini

Aku merindukan gelak lepas itu
sayang itu... tanpa beban...
sahabat tanpa sebuah tuntutan...
Tanpa....

Es ini kapan mencair?
Kita diam ketika aku beku untuk berujar
Entah apa yang mesti kujawab...
Entah...

Dan kenapa sahabat?
Kau buat jalinan ini usang....?

 
Oleh : constantio ketika 11:39 PM | 0 Komentar

Siapa DIA?

Takut....
Teriak DIA dalam amarah
Jangan...
Sentak DIA dalam hati

DIA satu wanita
DIA tak suka cinta
DIA takut cinta
Tapi DIA butuh cinta

DIA hadir dalam gulita malam
DIA jeda dalam sebuah spasi hidup
DIA hanya takut untuk merasakan CINTA
Tapi dia hidup untuk bercinta

Malang...
Kata akhir utuk DIA
Sayang...
Kata yang sering didengarnya
Cinta
Kata yang paling dihindarinya
Bukan karena tidak suka...
tapi karena dia tak boleh untuk merasakannya...

 
Oleh : constantio ketika 11:38 PM | 0 Komentar 31 May 2006

Jangan Berlari

Hilangkan pedihku jika dirimu mampu
Sampai waktu tak bergejolak
aku masih hidup dengan sombongku
menatap cinta adalah kebencianku

Jika saja aku bisa bermimpi
aku tak ingin berlari dari nyata itu
Tapi aku benci cinta
Aku benci berbagi dan aku benci semua mimpi indah itu

Karena tiada yang sejati
tiada yang abadi
dan cinta itu bukan sejati
biar sombongku tetap berdiri

Jangan berlari jika kau ingin runtuhkan
Jangan berpaling ketika kau enggan
Jika bisa Runtuhkan semua egoku
dan buat aku mencintaimu

 
Oleh : constantio ketika 2:34 PM | 0 Komentar 07 June 2005

Pengumuman

Pengumuman.... Pengumuman....
Teriak laki-laki setengah baya itu lantang
Berlari membuat gaduh
Mencipta gemuruh.... Menerpa Tanya....

Lelaki gila itu datang lagi
Terus meneriaki kata itu
Terus meneriaki sepuluh huruf itu
Kegilaaan yang membuat resah

Ada bahagia bertemu dia lagi
Kala senyum tulusnya berkembang
Tanpa risau.... Tanpa rasa penderitaan

Tak dipedulikannya
Dunia berwajah apa pagi ini
Ia tetap berteriak
Mengucap cara menyalami manusia

 
Oleh : constantio ketika 9:28 AM | 0 Komentar

Kurindu Puisi Tuanku

Aku terbiarkan sendiri
Polos tak tersentuh
Tak seperti dulu
Kala Tuanku mencipta karya

Goretan penanya yang menggelitik
Membuatku tertawa riang
Senyumnya yang mengembang
Kala lembaran-lembaran tersingkap lagi

Kini Tuanku telah tiada
Hanya tersisa aku dengan kenangannya
Bersama barisan puisinya
Bersama barisan cintanya

Puisi terindah yang pernah ia tulis
Bersajak indah membuat hatiku lirih
Puisi terindah yang pernah ia cipta
Kala akhir ia bertemu malam

Aku kini polos....
Hnaya sebagai lembaran-lembaran untuk dikenang
Aku rindu gelitikan itu
Aku rindu puisi-puisi itu
Aku rindu Tuanku....

 
Oleh : constantio ketika 9:26 AM | 1 Komentar

Pencarianku

Sepi melanda subuh ini
Aku melangkah menerjang kabut
Kumandang Adzan bernyanyi indah
Bersenandung membuat langkahku berhenti

Aku bersyukur bertemu Allah lagi
Bergegags bersujud menghadap-Nya
Dzikirku mendetak mengiringi nafas pagi
Menyambut mentari....

Ibu.... Ayah....
Tenanglah disana
Aku akan tetap berdiri kokoh
Memberi terang di peristrirahatan terakhir kalian
Dengan milyaran doa-doaku

Aku berkelana mencari Tuhanku
Aku akan tetap menapaki isi bumi
Hingga langkah ini berhenti
Melayangkan jiwaku
Bertemu Pencipta Tercintaku

 
Oleh : constantio ketika 9:19 AM | 0 Komentar

Tawa Kemalanganku

Aku menyilangkan tangan
Menggantung lengan di pita kehidupan
Tatapku nanar menerobos awang
Menyipitkan mata, mencoba menerawang masa depan

Topiku masih tersemat kokoh
Setia menutupi kepalaku
Membelenggu panas mentari
Usang dan lemas

Perutku meraung jahat
Khayalku tak cukup mengenyangkan
Aku melihat mereka
Manusia-manusia tak semalang aku

Ku menutup mata
Menerobos jantung kota yang keji
Aku tertawa....
Membahanakan suaraku ke antero dunia

Entah apa yang harus aku tertawakan
Nasibku yang malang
Atau kegilaanku yang sudah diambang batas
Tersadarkan kala pagi menyapa
Ternyata aku masih manusia malang....

 
Oleh : constantio ketika 9:18 AM | 0 Komentar

Ingin Terbang

Aku berlari mengejar mimpi
Menggapai asa hingga nanti
Ku menggeret tubuhku kaku
Kala beku memperlambat jalanku

Goretan-goretan semu di dinding
Bergemuruh mentertawakanku
Aku menutup mata
Harap kan lalu hari ini

Duri langkahku kian tajam
Jawabku kian hilang
Aku menjauh dari tatapan itu
Menghindar dari semua tanyamu

Kasih.... Biarkan aku sendiri
Merajut hidup dengan bentangan benang ini
Kasih.... Kau hanya bumbu
Pengiring untuk mempersedap rasa hidupku

Jangan mengukungku
Aku ingin lepas dari jeruji ini
Belajar terbang
Belajar mengepakkan sayapku....

 
Oleh : constantio ketika 9:18 AM | 0 Komentar

Baling-baling bisu

Baling-baling itu masih berputar
Hening kala angin enggan menggoda
Anak itu menatap ke angkasa
Melirik si baling-baling besar

Anak itu melompat gembira
Kala ia berputar lebih cepat
Ia terduduk tetap menatapnya
Walau senja menyelinap bersama angin dingin

Ia kembali terduduk
Setia menatap baling-baling itu
Walau usia baling-baling itu
Serasa berat untuk berputar

Senyum tipis terbentang
Kala baling-baling itu bergerak lirih
Ia berbisik tak peduli pada alam
Ia seakan berbicara dengannya
Berkomunikasi dengan si baling-baling besar
Yang mengerti kebisuannya.....

 
Oleh : constantio ketika 9:17 AM | 0 Komentar

Satu Dua Tiga Empat

Satu.... Dua.... Tiga.... Empat....
Kiri.... Kanan.... kiri.... Kanan.... kiri....
Derap kaki puluhan anak desa
Menyusuri ladang jagung sambil terkekeh

Jagung itu begitu menggoda mata
Beberapa terantuk ke depan
Lengah asik melihat buahnya
Sekali lagi mereka memasang ceria

Satu.... Dua.... Tiga.... Empat....
Kini hari itu telah hilang
Meniti jalan berbeda
Berbaur dengan manusia berbeda

Aku kini melihat mereka lagi
Berkumpul di ladang berwajah puing pabrik tua
Mereka masih menderap
Mencoba menguak memori

Rintih haruku dalam hati
Anak-anak berenergi
Anak-anak modern yang menghargai persahabatan.

 
Oleh : constantio ketika 9:16 AM | 0 Komentar

Derita Keretaku.....

Ramai wajah lesu
Mendesah sesak di terusan lorong
Aku terduduk memasang pena
Mencoba memperjelas makna mereka

Badan panjang itu belum tiba
Hanya beberapa untuk kelas di atas kami
Mengeluh tanpa guna
Ular itu belumlah tiba

Hilir mudik para penjaja
Tak peduli dengan sungutan orang
Mengisngsut dari tempatnya
Memberi ruang....

Keretaku sayang
Aku masih menunggu
Walau ratusan kali kau buatku menunggu

Kereku tercinta
Desahku masih terjaga hingga kau dating
Menyelipkan tubuhku
Terhimpit diantara mereka

 
Oleh : constantio ketika 9:08 AM | 0 Komentar

Pengemis Tua

Pengemis tua berbaju kumal
Meratap hebat di sudut kota
Wajah tua yang malang
Pengemis yang setia mewarnai Jakarta

Tangannya gemetar menengadah
Suaranya lirih tak terdengar
Mengetuk satu demi satu penduduk bumi
Sekedar menanti lemparan koin

Ratapannya begitu memilukan
Merangkul sahabat terdekatnya
Yang menuntun arah jalan
Untuk sosok tua yang buta

Anjing tua itu telah lelah
Ia tak bisa mengantarnya
Ia memilih untuk kembali ke asalnya
Bukan tak ingin menemani si pengemis tua

Wajah-wajah hanya menoleh
Tak peduli dengan si Pengemis Tua
Aku terpaku tetap menatapnya
Tak bergeming.....
"Aku akan menjadi penuntunmu." Seruku Kepadanya

 
Oleh : constantio ketika 8:13 AM | 0 Komentar

Tuhan Pandanglah Aku

Cakarku ingin merobek cerita ini
Desahku ingin menghempas Angan
Tawaku ingin tenggelamkan duka
Dan mimpiku ingin impian baru

Uluran tangan Tuhan masih belum terbentang
aku terus menatap angkasa
Bertanya....
Bertanya dan terus bertanya
Kenapa takdirku begitu kelam ?

Satu lubang lagi membuatku hina
Satu salah lagi membuatku tersisih
Jelang malam aku masih terseok
Dengan alur cerita yang tak pasti

Aku terjaga dalam malam
Tertidur ketika siang
Menjalani satu persatu lembaran hitam
Menenggelamkan diri dalam rawa kebencian

Tuhan....
Aku ingin FITRAH
Manusia termulia diantara manusia
Tuhan....
Pandanglah aku
Aku ingin menggapai tangan-Mu kembali

 
Oleh : constantio ketika 8:13 AM | 0 Komentar

Sahabat.....

Sahabat....
Derai ceritamu selalu kunanti
Tawamu selalu mengisi kehampaan ini
Ceriamu membuat hidupku lebih berarti

Sahabat....
Kunantikan kau lagi
Menitiskan semua dirimu yang dulu disini....

Sahabat....
Selamat jalan....
Harapku aku akan menemukan sosokmu lagi
Aku takkan menangis....
Ikhlas dengan suratan ini

Kala kau tak lagi bisa menggenggam tanganku
Tak lagi bercerita
Hanya senyum masih terurai
Dengan iringan doaku menyertaimu

 
Oleh : constantio ketika 8:11 AM | 0 Komentar
   

Puisi Sebelumnya

Arsip
 
Copyright by Constantio @2005, All Right Reserved.