01 February 2007
|
Lelah
Tangisku dalam gemertak detik jam bergemuruh di telinga berdentang di sela hati yang terkapar sulitku bernafas dalam luapan kesedihan
Tatapku kosong menerawang langit merasakan dinginnya tempatku bersandar lelahku dalam bernafas lelahku berjuang di bumi
Kilatan kisah hidup berebut menyeruak otakku terasa penuh dan ingin meledak
debur ombak membawaku dalam angan berhenti menyalahi takdirku berhenti berbicara pada laut biarkan kebisuan menjadi kedamaian
Lelah Tuhan... diantara gerik jalan ini adakah kau tau aku teringsut, terseok? dan lelah ini semakin membuatku pasrah?
Entah... karena darah ini tak ingin berhenti atau karena egoku telah musnah diterjang sepinya malam?
Bunyi letusan itu masih terdengar keras Teriakan itu serasa akan menyudahi episode hidupnya Tapi saat aku mencoba meraba harapan Dia menghadiahkan aku hadiah terindah sebuah peluru di dada ini
Aku hanya bisa merangkulnya di detik penghabisan lakonnya Dan satu lakon lagi akan lenyap di bumi membawa kisah berdarah ini ke dalam terjangan dinginnya malam hanya bisa mencoba menerawang Takdir Tuhan
|
|
Oleh : constantio ketika 7:38 PM
|
1 Komentar
|
Kau datang pada mimpiku lagi, kenapa?
Bukankah waktu telah jauh ke depan, dan ada selimut yang membentang di sekujur tubuhku sebagai tanda aku menutup masa lalu, lantas haruskah dalam mimpi dia datang dengan cerita yang tak mungkin jadi nyata?
Bukankah dia tidak pernah kutemui lagi? masih harus adakah sisa-sisa istana beku itu disini? Bukankah aku telah berucap, akan menyudahi semua rasa ini?
Jika terlalu dalam cinta ini, kenapa Kau ciptakan rasa yang dapat membuatnya terlalu indah untuk dimusnahkan, terlalu sakit untuk membayangkannya, terlalu sulit untuk ditinggalkan.
Jika manusia telah membuat mataku tak bisa berpaling, hatiku sebeku es abadi. Adakah ada pangeran sejati disana yang bisa meluluhlantahkannya?
Petualangan cinta ini bagai ajang balas dendam, dari sebuah cinta tak berbalas, menghumbar cinta hampa, tatapan tanpa cinta, untaian kata cinta palsu, dan dekapan hangat yang sebatas membahagiakan tapi dari lubuk hati yang paling dalam, istana itu masih berdiri, setiap tahun menambahkan intan dan berlian untuk menambah pundi-pundi kerajaan,
haruskah istana terindah ini musnah begitu saja? sedangkan kau disana menciptakan istana nyata untuk sebuah keluarga sakinah dan kaupun tau betapa hancurnya hati ini walau kuurai dengan senyum walau dengan sejuta doa untukmu tulusku agar kau bahagia
Kalau saja kita tidak bertemu mungkin semua tidak akan seperti ini mungkin aku punya cerita lain yang bahagia merajut benang kasih abadi tanpa kecewa atau mungkin aku terjerat dalam kekerasan kota yang membuatku konyol untuk tidak bercinta
Lelah rasanya Aku lelah melihatmu dari kejauhan Lelah menjadi penonton setiamu Tapi aku tak sanggup kembali kakiku terasa lemas dan tak mampu kembali
Adakah yang dapat membangunkanku? Membawaku dari bioskop besar yang membuatku kadang muak? Setiap kau menyebutkan namanya, Taukah kau buat aku berdarah kembali walau candaku menutupi sakit ini
Saat kau tak ada disini Tanpa berbicara tentang permaisurimu aku merasa sepi ada rindu menghebat untuk kasih buta ini.
Dapatkah kau hilang dalam mimpiku kala aku sudah tak melihatmu lagi? Dapatkah kau tidak muncul disetiap pandanganku berbisik indah ditelingaku untuk menyebut namaku?
Aku ingin ini berakhir Aku ingin ada yang bisa menghancurkan istana ini biarkan ini berganti dengan istana lainnya lebih indah, lebih abadi, sederhana... dan membuatku bahagia....
|
|
Oleh : constantio ketika 7:17 PM
|
3 Komentar
|
Selamat Tinggal Sahabat
Aku menatap lelah ke arah rembulan, bertengger di batang pohon besar itu. Aku menunggumu dalam sepinya malam. Kaupun tiada pernah datang hingga sang mentari menyalami bumi.
Biasanya kau akan mencari bintangmu dalam hamparan ribuan bintang, bintang terang itu datang malam tadi, tapi dirimu tak pernah muncul. Akh... ada apa denganmu, sahabatku... Tak biasa kau mengingkari janjimu seperti kemarin.
Mentari menyadarkanku untuk pulang, sebelum sapaan panasnya membuat tubuhku terbakar. Aku mencarimu sebelum siang, dan berita tentangmu datang mengenaskan, kau pergi sahabat? kenapa? kenapa kau meninggalkanku? kenapa semua impian kita harus tertunda disini?
Akh... tapi apa daya, aku tak bisa menghentikan tangan Tuhan untuk menarikmu kembali. aku tak bisa memarahi Dia karena mengambilmu, sahabat mungkin jika kita tidak saling berjanji untuk melihat bintangmu, mungkin pagi ini aku tidak akan berpakaian duka, berdiri di depan makammu. Aku masih bisa melihat tatapanmu yang lembut, dan tawamu yang hangat.
Akh... sahabat... bilalah Tuhan mengijinkan kita bertemu terakhir kali, aku akan menghabiskan waktu bersamamu seindah mungkin, hingga akan terkenang selamanya...
Selamat tinggal sahabat....
|
|
Oleh : constantio ketika 7:15 PM
|
0 Komentar
18 December 2006
|
Untuk 10 Tahun Rasa Cintaku...
10 tahun waktu yang panjang untuk sebuah cinta tak berbalas, 10 tahun adalah waktu yang tak pernah buatku lelah untuk menyayangimu dan 10 tahun adalah waktu dimana aku tak akan pernah bisa melupakanmu. Angka 10 merupakan angka sempurna dan aku menyempurnakannya dengan menanggalkan semua cinta itu di dalam box kenanganku, apakah ini awal dari sebuah perjalanan cintaku yang baru ataukah hanya sebuah keinginan sesaat? Aku tak bisa menjawabnya, walaupun aku masih menginginkan figura wajahmu tetap di hatiku, selamanya. Tetapi tahun 1996 merupakan tahun yang tak akan pernah kulupakan, tahun dimana aku mengenalmu pertama kali, merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, dan kamulah yang mengajarkan aku caranya mencintai pertama kali, walaupun hatimu pun tertutup untukku, dari 10 tahun lalu, dari saat aku mengungkapkan rasaku, hingga saat ini, dan selamanya.
Dan aku masih mengingat bisuku ketika kau tanyakan mengapa aku mencintaimu, dan ketololanku untuk mencintaimu adalah sebuah kebiasaan yang membuatku merasa utuh, setiap didirimu walau tak pernah aku melihatmu lagi, aku tetap bisa menyayangimu dengan utuh. Apakah kini saatnya aku lelah untuk setia mencintaimu? dan adakah salah jika aku menutup buku sakral ini?, taukah kau buku ini penuh dengan uraian tangisku mengenangmu, mimpi-mimpiku yang hanya indah untuk segumpal asa yang tak bisa kugenggam. Adakah aku kini harus mendengarkan mereka?, berhenti mencintaimu dan mencari cinta sejatiku?, ataukah aku harus berpeluh dalam tangisku sendiri, uraian khayal hampa dalam setiap detik kehidupanku. Sudah 10 kali aku mencari penggantimu, dan aku hanya membuat rangkaian kecewa pada mereka, dan aku lelah untuk berkelana, adakah disana aku menemukanmu kembali ataukah Tuhan berbaik hati mengirimku pengganti dirimu.
Aku akan menanti walau untuk selamanya, aku akan setia untuk menunggu cinta sejatiku, untuk pangeran penunggang kuda putihku yang kucari. Dan untuk 10 tahun cintaku padamu, aku lengkapkan rasa ini dengan menutupnya selamanya, dan rasa sayang itu masih ada walaupun cinta itu kinipun mulai kujauhkan dari otak kecilku yang tak pernah berhenti memikirkanmu, mengulang dan mengurai detik demi detik kenangan bersamamu, jalan cerita hidupmu yang kulihat dengan sejuta cinta hanya untukmu. Aku pun mengurainya dalam lirik lagu yang pernah ku urai untuk sebuah lelah yang kini muncul dan menyadarkanku bahwa kaupun "BUKAN UNTUKKU"
Dan Kaupun akan menjadi kenangan terindah untukku, karena sejak pertama aku bertemu denganmu, aku menyadari bahwa cinta pada pandangan pertama itu nyata, cinta itu memang indah, dan cinta itu dapat membuatku mendapatkan berjuta rasa yang tak akan kulupakan, dan "KAU TAK AKAN TERGANTI"
|
|
Oleh : constantio ketika 7:27 AM
|
0 Komentar
|
Adakah yang lebih baik?
Liku hidupku masih berkemelut Bersama hempasan badai yang beriring Entah, kenapa kau harus datang kembali Membawa cinta yang seharusnya hilang
Aku termangu menatapmu Matamu nanar membawa tatapan sama Ribuan uraian kasih masih terhampar luas Tapi redupku semakin gelap Diantara cinta dan persahabatan kita
Jika kau kembali saat ini Aku tak bisa rangkaikan kata cinta tak kuasa memintal harap untuk kasih buta Yang tersisa hanya sebuah persahabatan, Seperti dulu... mungkin sedikit dengan kadar yang kurang
Tanyaku pada dunia dan lirikku padamu saat hempasan gelombang itu menyela Adakah yang lebih baik? Adakah jawaban yang lebih pantas?
Jika aku memelukmu kala kau pulang Aku memelukmu dengan kehangatan seorang teman Aku menatapmu dengan ketulusan seorang sahabat Dan sayang.... Aku hanya menyayangimu tak lebih dari itu Tak bisa seperti yang kau mau...
|
|
Oleh : constantio ketika 7:26 AM
|
0 Komentar
|
Aku mencintaimu... Sahabat (III)
Aku dihujami rindu tak terkira sakit sekali di dada ini serasa aku ingin mengakhiri hidupku jika tiada kau disini
Aku rindu setiap tawamu Kecupan bibirmu di keningku dan sentuhanmu diseluruh hidupku biarkan jejakmu menghiasi tubuh yang menginginkanmu
Aku menatapmu dari kejauhan mencoba merekam suaramu yang membuatku bergairah melirik setiap gerak tubuhmu yang membuatku ingin mendekapmu... selamanya
Setiap didirimu membuatku menggilaimu memujamu hingga tak ada kata yang tersisa tetapi semuanya itu tiada akan terulang atau lebih manis dari pertama dan itu hanyalah pertama dan yang terakhir
Ketika jampun berhenti kau membuat aku pergi ke nirwana terindah ketika otakku tak berfungsi kau membuat aku tersanjung ketika kau bisikkan kata cinta
Hari itu hari pengakuan kita dan hari itu hari terakhir kita bersama kini hanya kesombongan kita yang tertinggal malu menyatakan kepada dunia bahwa kita saling JATUH CINTA
|
|
Oleh : constantio ketika 7:21 AM
|
0 Komentar
27 November 2006
|
Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...
Amarahku memuncak... aku gelap mata Mama... aku bukan membencimu Mama... aku hanya ingin bebas dalam deretan aturan, doktrin-doktrin lama yang berhasil membuat otakku berhenti bekerja
Aku berlari dari pintu yang kuanggap penjara mungkin benteng besar ini hanya kenangan saja Aku menatapmu dengan enggan Dalam sayu matamu... aku tahu kau masih menghakimiku
Duniaku berbeda gerak bumi sudah berada ribuan mil di depan duniamu dulu dan aku ingin terbang bersama mimpi-mimpi yang kau hujat
Akh... entahlah Kadang aku masih begitu menginginkanmu mengerti Aku hendak membawamu mengerti aku Tapi aku pun takut kehilanganmu
Sosok yang kukenal sejak dulu sejak aku hanya bisa menjadi bebanmu dan kini aku tak ingin membebanimu biar aku pilih takdirku sendiri
Berjalan dalam padang gersang tanpa air darimu Berjalan dalam bebatuan terjal tanpa tanganmu
Biar aku meniti hidupku... Mama... Sekali ini... dan aku akan kembali membawa kabar bahwa mimpiku telah kuraih dan membahagiakanmu sampai akhir hidupmu
Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Aku mencintaimu... Sahabat (II)
Aku menelponmu pagi itu entah bayanganmu memecahkan dinding esku entah kenapa hanya kau yang bisa membuatku sadar aku bisa mencintai lagi
Aku terpaku mendengarkan suaramu yang dingin tak biasa... tak seperti dulu mungkin memang tak harus terjadi mungkin seharusnya aku tak perlu menanyakan perasaanmu...
Merasakannya aku sudah cukup tahu ada getar berbeda dari kecupanmu sentuhan hangat yang memporak-porandakan istana es anti cintaku....
Aku tertegun lama kala kesombonganku menghilang dan mengucap lagi saat kau bertanya apa yang kurasakan Aku berbisik dan mengaku Aku Mencintaimu
Keheninganmu membuatku gila dan kau hanya bergumam kecil Kita sahabat.... seperti dulu... Tapi aku juga mencintaimu Melebihi rasa cintamu padaku....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Aku mencintaimu... Sahabat
Jauhku bergumul dengan awan pekat hitam.... tak jelas akan rembulan yang mengintip ingin menyimak kejadian bumi langkahku gontai semakin melunglai
Fikirku dalam angan tak jelas mencoba menterjemahkan kejadian tadi kala kau menjamuku dengan mesra diluar kebiasaan kita sebagai sahabat
Adakah aturan main yang lain disana? bumbu manis apa yang ingin kau perlihatkan? dari semua sentuhanmu tadi.... rasa cintakah atau sekedar nafsu belaka?
Aku memarahi kebodohanku sendiri terlarut dalam kenikmatan yang kumaki saat ini.... Kami sahabat... pantaskah itu? Terlalu....
Tapi ada gerak yang ingin meminta lagi sentuhanmu membuat tubuhku menangih... mungkin kau memperlakukanku begitu istimewa diantara kelembutan dan perasaanmu yang tak pernah kau akui...
Apakah masih ada persahabatan disana? kala kita memperlakukan semuanya dengan cara lain cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat dan bibirku kini hanya bisa terdiam...
Bila saja aku tak menangis saat itu mungkin kita sudah lebih jauh Bila saja tak ada rangkaian kata maaf darimu mungkin kita sudah tidak dibumi lagi berpijak pada keyakinan yang kita tinggalkan sesaat berdansa dengan para iblis yang tertawa...
Aku menyayangimu sahabat... seperti dulu... Aku juga menyukaimu sahabat... seperti dulu...
Dan aku tak ingin ini berakhir tanpa sebuah kata akan kemana persahabatan ini dibawa ketika kau diam bersama pertanyaanku dan pengakuan tulusku.... Bahwa aku juga mencintaimu....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Menembus Angkara...
Terbaringku dalam perabuan Siapa kira ini akan berakhir Dalam seperempat abad hidupku Dipertengahan Ramadhan
Derap kaki ini tak lagi bisa terdengar Sayup suaraku tiada akan ada lagi Seduku pada dunia tiada akan pernah ada lagi Dan Angkaraku pada negeri ini tiada pernah mencuat lagi
Seperempat abad dalam permainan bumi dalam planet bundar penuh tanda tanya dan apakah aku sudah bisa berguna untuk sebaret bendera negeri? atau aku terlalu sering membuat kering kerongkonganku dengan menghujat negeri...? menampakkan angkaraku?
Tuhan merangkulku dalam sebuah hikmah terindah Masih banyak misi diotakku Masih banyak ambisi menggila dalam kantong perutku yang ingin muntah mencaci petinggi negeri ini... mungkin... lebih parah
Mungkin Tuhan menarikku dan menyadarkanku Aku harus pulang Menembus Angkara... Kepangkuan-Nya yang Abadi Di Ramadhan ini... Ramadhan terakhirku.... Tanpa usaha perencanaan yang akan terlaksana
|
|
Oleh : constantio ketika 2:06 AM
|
0 Komentar
|
Untuk Saskia II
Aku memejamkan mata diantara artefak seni langka Menyesapi bau sejarah dan semerbak harummu Ketika aku membuka mataku kudapati senyum terindahmu
Diantara deretan seni ini, kau seni terindah Wahai Saskiaku... Kau seni terindah dari Tuhan Sosok tersempurna untukku dan kuharap senyummu hanya untukku
Rinduku bersama larian kecilmu Langkahmu menyapu rerumputan yang menggagumimu Suara merdumu membuat burungpun enggan bernyanyi dan desah nafasmu membuat angin enggan berhembus
Jagalah cinta ini Saskia-ku Biarkan semua didirimu hanya untukku Di balutan sejarah yang kau kupas Kau buat deretan sejarah yang tak akan kulupakan
Biarkan aku terus menyimpan raut wajahmu Dihatiku, wanita tersempurnaku Biarkan waktu memberikan aku jeda waktu Untuk menyayangimu hingga mata ini tak akan pernah Terbuka...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Mimpi Sang Pujangga
Hilang... Terbawa malam Terbang... Ditiup angin
Bersama mimpi Aku ingin meraih cita Bersama indahnya mentari kuingin memeluk asa
Tapi... Itu hanya mimpi sekedar ilusi Hanya sepenggal angan
Tiada akan menjadi nyata Tidak... Bahkan untuk seujung harap Secuil keinginan
Aku hanya pujangga Terus menulis Tiada lelah Hanya bermimpi menjadi Pujangga Besar... dan aku hanya sekedar Pemimpi dan Pujangga picisan
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Puisi Sang Pelukis
Designkan aku sebentuk hati untukku bernaung dan menguas ruang hatimu Biar kulukis semuanya dengan indah sehingga proporsinya sempurna disemua sisi
Jelaskan kepadaku komposisi warna cintamu Biar aku kombinasikan dengan segenap kemesraanku yang kini terluap bersama ekspresi cinta sejatiku Hanya untuk segurat wajah indahmu
Jadikan aku pelukis sejatimu Entah disudut mana kau akan menempatkanku Tapi aku mohonkan hanya dihatimu Ditempat terpaling jujur dalam kesenian cinta kita
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Marhaban Ya Ramadhan
Desir udara itu datang lagi Alhamdulillah Purnama itu terlihat lagi Subhanallah
Ramadhan menyentuh bumi lagi Marhaban Ya Ramadhan... Indah dirimu wahai Bulan Penuh Rahmat Nyanyian malammu berkumandang diseluruh bumi
Keceriaan semakin membahana Wahai Bulan Terindah Alhamdulillah aku masih bisa berdiri diantara semua keindahanmu Alhamdulillah Allah masih memberiku menegukmu kembali Kenikmatan tiada batas Kenikmatan berbagi dengan sesama dengan semua Makhluk-Mu ya Allah
Dan setiap Ramadhan Membuatku merasa kecil wahai Bulan penuh Nikmat Dan disetiap Ramadhan Aku takut kehilangan waktu untuk tidak mengejar Rahmat-Mu
Wahai Pencipta Bumi Kusambutkan Ramadhan dengan kesuka citaan Kuteriakan Marhaban Ya Ramadhan Dan kurendahkan hati berujar Mohon Maaf Lahir Bathin untuk seluruh umat di Bumi-Mu dan kumohonkan maaf untuk semua dosa di dalam 11 bulanku berjalan di galaksi-Mu...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Tanpa... Amarah
Demi satu waktu beri aku ribuan mawar Demi satu kasih beri aku ribuan cinta
Jika diam ini buat sendu mengapa tidak kau berteriak Jika serumu tersedak dalam geram mengapa tidak kau marahi aku
Tak bisakah kau berujar dengan ribuan kata Biar ku tunggu kau buat buku hinaan untukku aku tak ingin kau terdiam membisu
Tatapanmu masih ada cinta tapi ada amarah memerah disana Satu kisah yang salah haruskah sedingin ini dirimu?
Adakah ada untaian kata di otakmu yang ingin coba kau urai karena aku ingin menari dibawah sinar bintang malam ini bersamamu Tanpa... diam.... Tanpa... amarah...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:04 AM
|
0 Komentar
|
Dulu, Sekarang dan Esok
Lamunanku mencoba menerawang jeda panjang dalam kehidupanku yang suram, lagu-lagu malam pun serasa hambar dengan tarian kesepian. Lelahku memuncak dalam hitungan detik, seakan ingin berlari pergi ke dunia lain, atau mengakhirinya.
Dulu ini cerita lalu, dulu ada keinginan waktu akan membuatku menjadi semakin baik, Tuhan semakin mengerti kesengsaraanku, tapi sekarang Tuhanpun seakan hanya terduduk disana dengan senyum yang sama tanpa membuat aku sedikit bahagia.
Aku tidak tahu apa ada cercah bahagia untuk jalur ceritaku esok, mungkin lebih baik aku berpuisi dalam derai tangis tak sudah. Mungkin memang garis hidupku seperti deretan kereta lokomotif tua yang berjalan terseok dan berbunyi parau.
Esok seperti apakah wajahmu nanti? Sekarang cerita ini seakan ingin kuakhiri. Kemiskinan, penderitaan, kesepian, deretan kesengsaraan yang tiada habis, akankah ada nanti di saat mendatang yang kan kusebut ESOK???
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Saat Semua Berubah
Dalam sebuah kata Antara ribuan cerita khayal Berkecamuk dalam otak tak bertuan Entah semua seakan samar
Jika aku berayun dalam udara hampa Ada satu yang hilang disini Tiada dirimu yang membagi cerita Berbicara sederet bahagia
Satu salah itu buat kita beda Deburan dalam nafas kitapun berubah Entah sayang... kamu berubah Dan aku kini sepi tanpamu
Cinta... Apakah ada jalan untuk kita berbagi? Jika sayang itu hilang Adakah jalanku untuk membuatnya kembali ada?
Tak akan manis hidup ini Tanpa senyummu Dan aku ingin tidak ada beda Tidak ada yang berubah
Dan itu sudah hilang... Sudah terlambat
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Lagu Sang Melati
Berbisik.... singkat Ada suara... Coba Dengar...? Ada lantunan lagu di reruntuhan gedung sana....
Larian mereka menhentak bumi dalam derai malam yang kelam menyelami suara yang datang sebuah nyanyian merdu
Hanya sebuah pohon melati kecil berdansa dalam tarian angin saling bergesek dan menhasilkan bunyi...
Gesekan indah... Sang Melati ternyata bernyanyi diantara hening dan gelap sang Melati menghamburkan lagu malam
Lagu Sang Melati
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Untuk Saskia
Lariku dalam padang ilalang Entah.... Aku merasa dikejar Entah... Oleh Siapa? Entah...
Sungguh... Aku Berfikir Hebat Sungguh... Ada takut untuk menoleh kebelakang
Dara biru apa benar ada Di gua sana Di ujung Timur Emm... Dekat Matahari?
Benar dia bisa buat hati merasa nyaman Dara biru itu... Sungguh Hebat... Benarkah? Tapi lari ini semakin cepat Seakan ingin merangkul Dara Biru
Siapa yang mengikutiku? Siapa yang ingin mengejarnya juga? Ataukah dia sebenarnya ingin mengejarku... Tunggu... Apakah hanya 'Dia' Mungkinkah 'Mereka' mengejarku?
Ilalang perawan... Memperlambat langkahku Dan ternyata... Dia hanya sendiri Dia mulai mendekat Dan... Dia merangkulku hangat Dan dia... Dara Biruku...
Saskia... Kekasihku Saskia... Pecinta Goa... Sejarahwan yang selalu buat kejutan Saskia yang cantik diantara ilalang Berpeluh keringat Tersenyum dan mendekapku erat...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Hujan Terakhirku
Jika Bunda menangis kenapa ku tiada pernah perduli Jika Bunda bahagia Kenapa ku tiada pernah tersenyum
Bunda... kau asing bagiku Bunda... Apa kau pernah menyayangiku?
Tanya itu tiada akhir kalau matamu tiada berbinar menatapku tatapmu kosong... hampa dalam memelukku...
Jangan pernah ada tangisan lagi Bundaku tersayang... jangan banjiri aku dengan cinta hampa Bundaku tercinta...
Biar air matamu jadi hujan terakhirku Biar air matamu jadi biar aku berlari ke dunia yang ku pilih...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:01 AM
|
0 Komentar
|
Maaf untuk Cintamu
Dingin ini bukan salahmu... Tega ini bukan karenamu... Cinta ini bukan untukku... Tiada harapanku untuk menerimanya
Bukuku telah tertutup lama tersimpan dalam samudera terdalam dan buku itu tak ingin kubuka lagi dan aku tak ingin menulisnya di buku lain
Tak ada permohonan yang harus terucap itu akan sia-sia maaf untuk semuanya kisah ini tak akan pernah bermula maaf untuk cintamu...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:01 AM
|
0 Komentar
|
Duri dalam Daging
Mawar hitam telah datang bergulir dengan waktu yang kelam kala kukira duri selalu dalam semua manusia semua manusia...
Mawar hitam itu menjelang tak ingin beringsut melilitkan batangnya di semua tubuhku menancapkan duri ke dalam daging-daging tubuhku
Perih... dan mengapa kau kembali Jika kau hanya menjadi duri dalam daging Mawar hitam aku membecimu melebihi kebencianku kepada waktu dia selalu tertawa ketika dia membawa aku menjadi tua
Sakit... dan aku ingin berhenti telah habis darahku... habis sudah... Tiada bersisa...
Duri dalam daging.... tidak bisa di cabuti... mendarah daging hingga aku membenci dan menjadi mencintai Mawar hitam dan aku mencintai mawar hitam mencintai mawar hitam mawar hitam
hingga semua dibenakku hanya mawar hitam...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:00 AM
|
0 Komentar
|
Biarlah dingin
Dingin... mungkin jawab dari semua Dingin.... Mungkin sebuah hasil akhir untuk semua.... Dan dingin.... Mungkin yang terbaik.....
Dingin.... Biarlah sepi Dingin.... Biarlah merajai Dingin.... Biarlah menghabiskan waktu
Bukankah waktu senang dengan semua mimpiku? Bukankah waktu begitu mencintaiku untuk sekedar tertawa? Bukankah waktu yang bisa membuatku kembali membeku. Jika dingin adalah jawaban..... biarkan beku adalah akhirnya....
Jangan biarkan aku meleleh dalam jerat pilu.... Walau panas membadai sebuah gunung es yang aku buat, biar dingin menjadi sahabat terdekatku.... Biar dingin sebuah rangkulan saat mimpi mulai menghapiriku, biar semua dingin.... Menghilangkan semua keinginanku untuk membuat kenangan....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:00 AM
|
0 Komentar
|
Sabarku menantimu
Disini aku menatap bintang menerka datangnya meteor dan disini aku menantimu menerka kedatanganmu seumur hidupku
Biar hati ini terus beku untuk yang lain biar tiada debaran untuk yang lain
Aku hanya ingin dirimu tiada yang lain Aku hanya ingin bersamamu tiada yang lain
Biar mimpiku melayang bersama angin malam ku harap ada hari paling indah untuk kita... untuk cinta kita...
Jika aku tak dapat mencintai yang lain apa kamu juga merasakan yang sama? jika aku tetap menunggumu apa di sudut sama kamu menatap bintang yang sama?
Aku bersabar untuk kedatanganmu bersabar untuk rajutan cintaku dan aku bersabar untuk menjadi belahan jiwamu
(untuk belahan jiwaku yang entah dimana, semoga Tuhan-pun berbaik hati mempertemukan kita, Aku akan selamanya menantimu)
|
|
Oleh : constantio ketika 1:59 AM
|
0 Komentar
|
Cinta Pertama
sepuluh tahun lalu sebuah cinta dimulai saat mata bertemu saatku gemetar dengan melihatmu
kini cinta itu telah berakar berdiri kokoh meneduhkan hatiku dan aku terus menatap langit berharap kau masih menjadi anganku
biar aku mengenangmu dalam lingkup cinta yang tak terbendung dalam rangkul sayang yang tak terhingga walau dirimu tak akan bersamaku
selama aku masih mampu mengenangmu selamanya kau tetap sejatiku cinta pertamaku.... cinta terindahku....
dan biar dunia menertawakanku dalam peluh ini aku memujamu dalam perih hidup ini kenanganmu menenangkanku....
selamanya.... selamanya kau kan menjadi anganku....
|
|
Oleh : constantio ketika 1:59 AM
|
0 Komentar
|
Cinta Sejati
Cinta adalah rasa yang akan mendera kala duka tak kuasa memiliki..... Cinta tercipta dengan anggun dengan sentuhan Tuhan di dalamnya Penuh warna, mempermainkan rasa, kemelut dan auramu....
Jika kau mencintai seseorang dengan ikhlas... mengiringi langkahnya dengan doamu.... merasakan sedih dan bahagia bersama.... dan tanpa ragu tetap berada disisinya hingga akhir hayatmu.... maka bersorak dan bersyukurlah karena kamu telah mendapatkan....
CINTA SEJATI
|
|
Oleh : constantio ketika 1:58 AM
|
0 Komentar
01 September 2006
|
Hanya Satu
Yakinku pada satu Tiada dua, tiga maupun empat hanya satu saja itu yang kupinta tiada lebih
Satu Teman... Persahabatan ini selamanya Bersamamu sampe nafas ini berhenti Berjalan bersama dalam aliran Cinta dan kasih sayang
Hanya satu tiada dua Bukan tiga, juga bukan empat wahai sahabat Aku hanya minta satu saja
Dapatkah kau wujudkan? Beratkah itu bagimu? Satu saja... Bukan dua, tiga atau empat
|
|
Oleh : constantio ketika 9:32 AM
|
0 Komentar
29 August 2006
|
Perih itu kenapa harus Ada?
Jika Perih itu sakit? Kenapa harus ada Tuhan? Jika senang itu buat bahagia? Kenapa dia tidak datang tiap saat?
Jika sakitku semakin buat menderita Kenapa kau berdiam diri Tuhan? Jika Kau peduli dengan Hamba-Mu Pernahkah kau melirikku Tuhan?
Jika Sampai detik ini bahagia itu tak pernah hinggap, Kenapa Kau susah memberinya Tuhan? Jika Susahku untuk mendapatkannya, Kenapa kau tak beri tahu aku jalannya?
Sepi ini bikin aku benci Derita ini bikin aku muak Luka ini bikin aku sebal dan Perih ini terus meghantui
DAN AKU BENCI PERIH INI TUHAN.... BERI JALAN JIKA MEMANG ADA JALAN ITU...
Jangan berdiam diri, jika Kau peduli Biar aku bisa sedikit bahagia, walau itu hanya sedetik....
|
|
Oleh : constantio ketika 11:40 PM
|
0 Komentar
|
Kenapa Sahabat?
Jam itu berdetak lebih kecang Entah karena hening atau dingin yang menerjang antara kita atau mungkin jam itu ingin berteriak kencang?
Entah apa yang buat semua remuk apa memang harus pecah? haruskah karena ada rasa lain diantara persahabatan kita?
Apa itu wajar? Sahabat lantas kenapa mesti ada rasa lain disana? Buat kaku, buat dingin... buat... akh Aku benci suasana ini
Aku merindukan gelak lepas itu sayang itu... tanpa beban... sahabat tanpa sebuah tuntutan... Tanpa....
Es ini kapan mencair? Kita diam ketika aku beku untuk berujar Entah apa yang mesti kujawab... Entah...
Dan kenapa sahabat? Kau buat jalinan ini usang....?
|
|
Oleh : constantio ketika 11:39 PM
|
0 Komentar
|
Siapa DIA?
Takut.... Teriak DIA dalam amarah Jangan... Sentak DIA dalam hati
DIA satu wanita DIA tak suka cinta DIA takut cinta Tapi DIA butuh cinta
DIA hadir dalam gulita malam DIA jeda dalam sebuah spasi hidup DIA hanya takut untuk merasakan CINTA Tapi dia hidup untuk bercinta
Malang... Kata akhir utuk DIA Sayang... Kata yang sering didengarnya Cinta Kata yang paling dihindarinya Bukan karena tidak suka... tapi karena dia tak boleh untuk merasakannya...
|
|
Oleh : constantio ketika 11:38 PM
|
0 Komentar
31 May 2006
|
Jangan Berlari
Hilangkan pedihku jika dirimu mampu Sampai waktu tak bergejolak aku masih hidup dengan sombongku menatap cinta adalah kebencianku
Jika saja aku bisa bermimpi aku tak ingin berlari dari nyata itu Tapi aku benci cinta Aku benci berbagi dan aku benci semua mimpi indah itu
Karena tiada yang sejati tiada yang abadi dan cinta itu bukan sejati biar sombongku tetap berdiri
Jangan berlari jika kau ingin runtuhkan Jangan berpaling ketika kau enggan Jika bisa Runtuhkan semua egoku dan buat aku mencintaimu
|
|
Oleh : constantio ketika 2:34 PM
|
0 Komentar
07 June 2005
|
Pengumuman
Pengumuman.... Pengumuman.... Teriak laki-laki setengah baya itu lantang Berlari membuat gaduh Mencipta gemuruh.... Menerpa Tanya....
Lelaki gila itu datang lagi Terus meneriaki kata itu Terus meneriaki sepuluh huruf itu Kegilaaan yang membuat resah
Ada bahagia bertemu dia lagi Kala senyum tulusnya berkembang Tanpa risau.... Tanpa rasa penderitaan
Tak dipedulikannya Dunia berwajah apa pagi ini Ia tetap berteriak Mengucap cara menyalami manusia
|
|
Oleh : constantio ketika 9:28 AM
|
0 Komentar
|
Kurindu Puisi Tuanku
Aku terbiarkan sendiri Polos tak tersentuh Tak seperti dulu Kala Tuanku mencipta karya
Goretan penanya yang menggelitik Membuatku tertawa riang Senyumnya yang mengembang Kala lembaran-lembaran tersingkap lagi
Kini Tuanku telah tiada Hanya tersisa aku dengan kenangannya Bersama barisan puisinya Bersama barisan cintanya
Puisi terindah yang pernah ia tulis Bersajak indah membuat hatiku lirih Puisi terindah yang pernah ia cipta Kala akhir ia bertemu malam
Aku kini polos.... Hnaya sebagai lembaran-lembaran untuk dikenang Aku rindu gelitikan itu Aku rindu puisi-puisi itu Aku rindu Tuanku....
|
|
Oleh : constantio ketika 9:26 AM
|
1 Komentar
|
Pencarianku
Sepi melanda subuh ini Aku melangkah menerjang kabut Kumandang Adzan bernyanyi indah Bersenandung membuat langkahku berhenti
Aku bersyukur bertemu Allah lagi Bergegags bersujud menghadap-Nya Dzikirku mendetak mengiringi nafas pagi Menyambut mentari....
Ibu.... Ayah.... Tenanglah disana Aku akan tetap berdiri kokoh Memberi terang di peristrirahatan terakhir kalian Dengan milyaran doa-doaku
Aku berkelana mencari Tuhanku Aku akan tetap menapaki isi bumi Hingga langkah ini berhenti Melayangkan jiwaku Bertemu Pencipta Tercintaku
|
|
Oleh : constantio ketika 9:19 AM
|
0 Komentar
|
Tawa Kemalanganku
Aku menyilangkan tangan Menggantung lengan di pita kehidupan Tatapku nanar menerobos awang Menyipitkan mata, mencoba menerawang masa depan
Topiku masih tersemat kokoh Setia menutupi kepalaku Membelenggu panas mentari Usang dan lemas
Perutku meraung jahat Khayalku tak cukup mengenyangkan Aku melihat mereka Manusia-manusia tak semalang aku
Ku menutup mata Menerobos jantung kota yang keji Aku tertawa.... Membahanakan suaraku ke antero dunia
Entah apa yang harus aku tertawakan Nasibku yang malang Atau kegilaanku yang sudah diambang batas Tersadarkan kala pagi menyapa Ternyata aku masih manusia malang....
|
|
Oleh : constantio ketika 9:18 AM
|
0 Komentar
|
Ingin Terbang
Aku berlari mengejar mimpi Menggapai asa hingga nanti Ku menggeret tubuhku kaku Kala beku memperlambat jalanku
Goretan-goretan semu di dinding Bergemuruh mentertawakanku Aku menutup mata Harap kan lalu hari ini
Duri langkahku kian tajam Jawabku kian hilang Aku menjauh dari tatapan itu Menghindar dari semua tanyamu
Kasih.... Biarkan aku sendiri Merajut hidup dengan bentangan benang ini Kasih.... Kau hanya bumbu Pengiring untuk mempersedap rasa hidupku
Jangan mengukungku Aku ingin lepas dari jeruji ini Belajar terbang Belajar mengepakkan sayapku....
|
|
Oleh : constantio ketika 9:18 AM
|
0 Komentar
|
Baling-baling bisu
Baling-baling itu masih berputar Hening kala angin enggan menggoda Anak itu menatap ke angkasa Melirik si baling-baling besar
Anak itu melompat gembira Kala ia berputar lebih cepat Ia terduduk tetap menatapnya Walau senja menyelinap bersama angin dingin
Ia kembali terduduk Setia menatap baling-baling itu Walau usia baling-baling itu Serasa berat untuk berputar
Senyum tipis terbentang Kala baling-baling itu bergerak lirih Ia berbisik tak peduli pada alam Ia seakan berbicara dengannya Berkomunikasi dengan si baling-baling besar Yang mengerti kebisuannya.....
|
|
Oleh : constantio ketika 9:17 AM
|
0 Komentar
|
Satu Dua Tiga Empat
Satu.... Dua.... Tiga.... Empat.... Kiri.... Kanan.... kiri.... Kanan.... kiri.... Derap kaki puluhan anak desa Menyusuri ladang jagung sambil terkekeh
Jagung itu begitu menggoda mata Beberapa terantuk ke depan Lengah asik melihat buahnya Sekali lagi mereka memasang ceria
Satu.... Dua.... Tiga.... Empat.... Kini hari itu telah hilang Meniti jalan berbeda Berbaur dengan manusia berbeda
Aku kini melihat mereka lagi Berkumpul di ladang berwajah puing pabrik tua Mereka masih menderap Mencoba menguak memori
Rintih haruku dalam hati Anak-anak berenergi Anak-anak modern yang menghargai persahabatan.
|
|
Oleh : constantio ketika 9:16 AM
|
0 Komentar
|
Derita Keretaku.....
Ramai wajah lesu Mendesah sesak di terusan lorong Aku terduduk memasang pena Mencoba memperjelas makna mereka
Badan panjang itu belum tiba Hanya beberapa untuk kelas di atas kami Mengeluh tanpa guna Ular itu belumlah tiba
Hilir mudik para penjaja Tak peduli dengan sungutan orang Mengisngsut dari tempatnya Memberi ruang....
Keretaku sayang Aku masih menunggu Walau ratusan kali kau buatku menunggu
Kereku tercinta Desahku masih terjaga hingga kau dating Menyelipkan tubuhku Terhimpit diantara mereka
|
|
Oleh : constantio ketika 9:08 AM
|
0 Komentar
|
Pengemis Tua
Pengemis tua berbaju kumal Meratap hebat di sudut kota Wajah tua yang malang Pengemis yang setia mewarnai Jakarta
Tangannya gemetar menengadah Suaranya lirih tak terdengar Mengetuk satu demi satu penduduk bumi Sekedar menanti lemparan koin
Ratapannya begitu memilukan Merangkul sahabat terdekatnya Yang menuntun arah jalan Untuk sosok tua yang buta
Anjing tua itu telah lelah Ia tak bisa mengantarnya Ia memilih untuk kembali ke asalnya Bukan tak ingin menemani si pengemis tua
Wajah-wajah hanya menoleh Tak peduli dengan si Pengemis Tua Aku terpaku tetap menatapnya Tak bergeming..... "Aku akan menjadi penuntunmu." Seruku Kepadanya
|
|
Oleh : constantio ketika 8:13 AM
|
0 Komentar
|
Tuhan Pandanglah Aku
Cakarku ingin merobek cerita ini Desahku ingin menghempas Angan Tawaku ingin tenggelamkan duka Dan mimpiku ingin impian baru
Uluran tangan Tuhan masih belum terbentang aku terus menatap angkasa Bertanya.... Bertanya dan terus bertanya Kenapa takdirku begitu kelam ?
Satu lubang lagi membuatku hina Satu salah lagi membuatku tersisih Jelang malam aku masih terseok Dengan alur cerita yang tak pasti
Aku terjaga dalam malam Tertidur ketika siang Menjalani satu persatu lembaran hitam Menenggelamkan diri dalam rawa kebencian
Tuhan.... Aku ingin FITRAH Manusia termulia diantara manusia Tuhan.... Pandanglah aku Aku ingin menggapai tangan-Mu kembali
|
|
Oleh : constantio ketika 8:13 AM
|
0 Komentar
|
Sahabat.....
Sahabat.... Derai ceritamu selalu kunanti Tawamu selalu mengisi kehampaan ini Ceriamu membuat hidupku lebih berarti
Sahabat.... Kunantikan kau lagi Menitiskan semua dirimu yang dulu disini....
Sahabat.... Selamat jalan.... Harapku aku akan menemukan sosokmu lagi Aku takkan menangis.... Ikhlas dengan suratan ini
Kala kau tak lagi bisa menggenggam tanganku Tak lagi bercerita Hanya senyum masih terurai Dengan iringan doaku menyertaimu
|
|
Oleh : constantio ketika 8:11 AM
|
0 Komentar
|