Ku terus menulis.... Membiarkan semua asa dan pikiranku terbang bersama emosi dan jiwa ini.
 


Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana ?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan meumpahkannya ?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya



Links

+ Nofriza's Blogger
+ Muslim Blogger Indonesia
+ Constantio Community
+ Nindiyasari's Personal Website

SPONSOR









Powered by Blogger

   
01 February 2007

Lelah

Tangisku dalam gemertak detik jam
bergemuruh di telinga
berdentang di sela hati yang terkapar
sulitku bernafas dalam luapan kesedihan

Tatapku kosong menerawang langit
merasakan dinginnya tempatku bersandar
lelahku dalam bernafas
lelahku berjuang di bumi

Kilatan kisah hidup
berebut menyeruak
otakku terasa penuh
dan ingin meledak

debur ombak membawaku dalam angan
berhenti menyalahi takdirku
berhenti berbicara pada laut
biarkan kebisuan menjadi kedamaian

Lelah Tuhan...
diantara gerik jalan ini
adakah kau tau aku teringsut, terseok?
dan lelah ini semakin membuatku pasrah?

Entah...
karena darah ini tak ingin berhenti
atau karena egoku telah musnah
diterjang sepinya malam?

Bunyi letusan itu masih terdengar keras
Teriakan itu serasa akan menyudahi episode hidupnya
Tapi saat aku mencoba meraba harapan
Dia menghadiahkan aku hadiah terindah
sebuah peluru di dada ini

Aku hanya bisa merangkulnya di detik penghabisan lakonnya
Dan satu lakon lagi akan lenyap di bumi
membawa kisah berdarah ini
ke dalam terjangan dinginnya malam
hanya bisa mencoba menerawang Takdir Tuhan

 
Oleh : constantio ketika 7:38 PM | 1 Komentar

Kau datang pada mimpiku lagi, kenapa?

Bukankah waktu telah jauh ke depan,
dan ada selimut yang membentang di sekujur tubuhku
sebagai tanda aku menutup masa lalu,
lantas haruskah dalam mimpi dia datang dengan cerita yang tak mungkin jadi nyata?

Bukankah dia tidak pernah kutemui lagi?
masih harus adakah sisa-sisa istana beku itu disini?
Bukankah aku telah berucap,
akan menyudahi semua rasa ini?

Jika terlalu dalam cinta ini,
kenapa Kau ciptakan rasa yang dapat membuatnya
terlalu indah untuk dimusnahkan,
terlalu sakit untuk membayangkannya,
terlalu sulit untuk ditinggalkan.

Jika manusia telah membuat mataku tak bisa berpaling,
hatiku sebeku es abadi.
Adakah ada pangeran sejati disana yang bisa meluluhlantahkannya?

Petualangan cinta ini bagai ajang balas dendam,
dari sebuah cinta tak berbalas,
menghumbar cinta hampa,
tatapan tanpa cinta,
untaian kata cinta palsu,
dan dekapan hangat yang sebatas membahagiakan
tapi dari lubuk hati yang paling dalam,
istana itu masih berdiri,
setiap tahun menambahkan intan dan berlian
untuk menambah pundi-pundi kerajaan,

haruskah istana terindah ini musnah begitu saja?
sedangkan kau disana menciptakan istana nyata
untuk sebuah keluarga sakinah
dan kaupun tau betapa hancurnya hati ini
walau kuurai dengan senyum
walau dengan sejuta doa untukmu
tulusku agar kau bahagia

Kalau saja kita tidak bertemu
mungkin semua tidak akan seperti ini
mungkin aku punya cerita lain yang bahagia
merajut benang kasih abadi tanpa kecewa
atau mungkin aku terjerat dalam kekerasan kota
yang membuatku konyol untuk tidak bercinta

Lelah rasanya
Aku lelah melihatmu dari kejauhan
Lelah menjadi penonton setiamu
Tapi aku tak sanggup kembali
kakiku terasa lemas dan tak mampu kembali

Adakah yang dapat membangunkanku?
Membawaku dari bioskop besar yang membuatku kadang muak?
Setiap kau menyebutkan namanya,
Taukah kau buat aku berdarah kembali
walau candaku menutupi sakit ini

Saat kau tak ada disini
Tanpa berbicara tentang permaisurimu
aku merasa sepi
ada rindu menghebat untuk kasih buta ini.

Dapatkah kau hilang dalam mimpiku
kala aku sudah tak melihatmu lagi?
Dapatkah kau tidak muncul disetiap pandanganku
berbisik indah ditelingaku untuk menyebut namaku?

Aku ingin ini berakhir
Aku ingin ada yang bisa menghancurkan istana ini
biarkan ini berganti dengan istana lainnya
lebih indah, lebih abadi, sederhana...
dan membuatku bahagia....

 
Oleh : constantio ketika 7:17 PM | 3 Komentar

Selamat Tinggal Sahabat

Aku menatap lelah ke arah rembulan, bertengger di batang pohon besar itu. Aku menunggumu dalam sepinya malam.
Kaupun tiada pernah datang hingga sang mentari menyalami bumi.

Biasanya kau akan mencari bintangmu dalam hamparan ribuan bintang, bintang terang itu datang malam tadi, tapi dirimu tak pernah muncul. Akh... ada apa denganmu, sahabatku... Tak biasa kau mengingkari janjimu seperti kemarin.

Mentari menyadarkanku untuk pulang, sebelum sapaan panasnya membuat tubuhku terbakar. Aku mencarimu sebelum siang, dan berita tentangmu datang mengenaskan, kau pergi sahabat? kenapa? kenapa kau meninggalkanku? kenapa semua impian kita harus tertunda disini?

Akh... tapi apa daya, aku tak bisa menghentikan tangan Tuhan untuk menarikmu kembali. aku tak bisa memarahi Dia karena mengambilmu, sahabat mungkin jika kita tidak saling berjanji untuk melihat bintangmu, mungkin pagi ini aku tidak akan berpakaian duka, berdiri di depan makammu. Aku masih bisa melihat tatapanmu yang lembut, dan tawamu yang hangat.

Akh... sahabat... bilalah Tuhan mengijinkan kita bertemu terakhir kali, aku akan menghabiskan waktu bersamamu seindah mungkin, hingga akan terkenang selamanya...

Selamat tinggal sahabat....

 
Oleh : constantio ketika 7:15 PM | 0 Komentar
   

Puisi Sebelumnya

Arsip
 
Copyright by Constantio @2005, All Right Reserved.