|
|
|
|
01 February 2007
|
Kau datang pada mimpiku lagi, kenapa?
Bukankah waktu telah jauh ke depan, dan ada selimut yang membentang di sekujur tubuhku sebagai tanda aku menutup masa lalu, lantas haruskah dalam mimpi dia datang dengan cerita yang tak mungkin jadi nyata?
Bukankah dia tidak pernah kutemui lagi? masih harus adakah sisa-sisa istana beku itu disini? Bukankah aku telah berucap, akan menyudahi semua rasa ini?
Jika terlalu dalam cinta ini, kenapa Kau ciptakan rasa yang dapat membuatnya terlalu indah untuk dimusnahkan, terlalu sakit untuk membayangkannya, terlalu sulit untuk ditinggalkan.
Jika manusia telah membuat mataku tak bisa berpaling, hatiku sebeku es abadi. Adakah ada pangeran sejati disana yang bisa meluluhlantahkannya?
Petualangan cinta ini bagai ajang balas dendam, dari sebuah cinta tak berbalas, menghumbar cinta hampa, tatapan tanpa cinta, untaian kata cinta palsu, dan dekapan hangat yang sebatas membahagiakan tapi dari lubuk hati yang paling dalam, istana itu masih berdiri, setiap tahun menambahkan intan dan berlian untuk menambah pundi-pundi kerajaan,
haruskah istana terindah ini musnah begitu saja? sedangkan kau disana menciptakan istana nyata untuk sebuah keluarga sakinah dan kaupun tau betapa hancurnya hati ini walau kuurai dengan senyum walau dengan sejuta doa untukmu tulusku agar kau bahagia
Kalau saja kita tidak bertemu mungkin semua tidak akan seperti ini mungkin aku punya cerita lain yang bahagia merajut benang kasih abadi tanpa kecewa atau mungkin aku terjerat dalam kekerasan kota yang membuatku konyol untuk tidak bercinta
Lelah rasanya Aku lelah melihatmu dari kejauhan Lelah menjadi penonton setiamu Tapi aku tak sanggup kembali kakiku terasa lemas dan tak mampu kembali
Adakah yang dapat membangunkanku? Membawaku dari bioskop besar yang membuatku kadang muak? Setiap kau menyebutkan namanya, Taukah kau buat aku berdarah kembali walau candaku menutupi sakit ini
Saat kau tak ada disini Tanpa berbicara tentang permaisurimu aku merasa sepi ada rindu menghebat untuk kasih buta ini.
Dapatkah kau hilang dalam mimpiku kala aku sudah tak melihatmu lagi? Dapatkah kau tidak muncul disetiap pandanganku berbisik indah ditelingaku untuk menyebut namaku?
Aku ingin ini berakhir Aku ingin ada yang bisa menghancurkan istana ini biarkan ini berganti dengan istana lainnya lebih indah, lebih abadi, sederhana... dan membuatku bahagia....
|
|
Oleh : constantio ketika 7:17 PM
| |
|
|
Puisi Sebelumnya
|
|
|
|
|
"haruskah istana terindah ini musnah begitu saja? sedangkan kau disana menciptakan istana nyata"
these one 'hurts'!! :(
tapi ...
nice :_)
cocok ... :_)
To write love is to live in love... and there's nothing to be regreted for love...
Just like it.
hmm..
kalau boleh mengkritik...
puisi ini rasanya masih kurang pas, dan kurang terkonsep dengan jelas.
Lebih menonjolkan keluhannya daripada keindahan seni olah kata. Jadi lebih mirip orang nulis surat buat curhat.
Sebenarnya saya bisa menangkap maksud tulisan tersebut, namun kalau dikonsep dan tidak terburu-buru dalam prosesnya, saya yakin akan menjadi puisi yang dahsyat...
Salam! :)
Post a Comment
<< Home