Ku terus menulis.... Membiarkan semua asa dan pikiranku terbang bersama emosi dan jiwa ini.
 


Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana ?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan meumpahkannya ?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya



Links

+ Nofriza's Blogger
+ Muslim Blogger Indonesia
+ Constantio Community
+ Nindiyasari's Personal Website

SPONSOR









Powered by Blogger

   
07 June 2005

Pengemis Tua

Pengemis tua berbaju kumal
Meratap hebat di sudut kota
Wajah tua yang malang
Pengemis yang setia mewarnai Jakarta

Tangannya gemetar menengadah
Suaranya lirih tak terdengar
Mengetuk satu demi satu penduduk bumi
Sekedar menanti lemparan koin

Ratapannya begitu memilukan
Merangkul sahabat terdekatnya
Yang menuntun arah jalan
Untuk sosok tua yang buta

Anjing tua itu telah lelah
Ia tak bisa mengantarnya
Ia memilih untuk kembali ke asalnya
Bukan tak ingin menemani si pengemis tua

Wajah-wajah hanya menoleh
Tak peduli dengan si Pengemis Tua
Aku terpaku tetap menatapnya
Tak bergeming.....
"Aku akan menjadi penuntunmu." Seruku Kepadanya

 
Oleh : constantio ketika 8:13 AM
0 Komentar:

Post a Comment

<< Home

   

Puisi Sebelumnya


 
Copyright by Constantio @2005, All Right Reserved.