Ku terus menulis.... Membiarkan semua asa dan pikiranku terbang bersama emosi dan jiwa ini.
 


Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana ?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan meumpahkannya ?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya



Links

+ Nofriza's Blogger
+ Muslim Blogger Indonesia
+ Constantio Community
+ Nindiyasari's Personal Website

SPONSOR









Powered by Blogger

   
27 November 2006

Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...

Amarahku memuncak... aku gelap mata
Mama... aku bukan membencimu
Mama... aku hanya ingin bebas
dalam deretan aturan, doktrin-doktrin lama
yang berhasil membuat otakku berhenti bekerja

Aku berlari dari pintu yang kuanggap penjara
mungkin benteng besar ini hanya kenangan saja
Aku menatapmu dengan enggan
Dalam sayu matamu...
aku tahu kau masih menghakimiku

Duniaku berbeda
gerak bumi sudah berada ribuan mil
di depan duniamu dulu
dan aku ingin terbang
bersama mimpi-mimpi yang kau hujat

Akh... entahlah
Kadang aku masih begitu menginginkanmu mengerti
Aku hendak membawamu mengerti aku
Tapi aku pun takut kehilanganmu

Sosok yang kukenal sejak dulu
sejak aku hanya bisa menjadi bebanmu
dan kini aku tak ingin membebanimu
biar aku pilih takdirku sendiri

Berjalan dalam padang gersang
tanpa air darimu
Berjalan dalam bebatuan terjal
tanpa tanganmu

Biar aku meniti hidupku... Mama...
Sekali ini...
dan aku akan kembali
membawa kabar bahwa mimpiku telah kuraih
dan membahagiakanmu sampai akhir hidupmu

Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Aku mencintaimu... Sahabat (II)

Aku menelponmu pagi itu
entah bayanganmu memecahkan dinding esku
entah kenapa hanya kau yang bisa membuatku sadar
aku bisa mencintai lagi

Aku terpaku mendengarkan suaramu yang dingin
tak biasa... tak seperti dulu
mungkin memang tak harus terjadi
mungkin seharusnya aku tak perlu menanyakan perasaanmu...

Merasakannya aku sudah cukup tahu
ada getar berbeda dari kecupanmu
sentuhan hangat yang memporak-porandakan
istana es anti cintaku....

Aku tertegun lama
kala kesombonganku menghilang dan mengucap lagi
saat kau bertanya apa yang kurasakan
Aku berbisik dan mengaku
Aku Mencintaimu

Keheninganmu membuatku gila
dan kau hanya bergumam kecil
Kita sahabat.... seperti dulu...
Tapi aku juga mencintaimu
Melebihi rasa cintamu padaku....

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Aku mencintaimu... Sahabat

Jauhku bergumul dengan awan pekat
hitam.... tak jelas akan rembulan yang mengintip
ingin menyimak kejadian bumi
langkahku gontai semakin melunglai

Fikirku dalam angan tak jelas
mencoba menterjemahkan kejadian tadi
kala kau menjamuku dengan mesra
diluar kebiasaan kita sebagai sahabat

Adakah aturan main yang lain disana?
bumbu manis apa yang ingin kau perlihatkan?
dari semua sentuhanmu tadi....
rasa cintakah atau sekedar nafsu belaka?

Aku memarahi kebodohanku sendiri
terlarut dalam kenikmatan yang kumaki saat ini....
Kami sahabat... pantaskah itu?
Terlalu....

Tapi ada gerak yang ingin meminta lagi
sentuhanmu membuat tubuhku menangih...
mungkin kau memperlakukanku begitu istimewa
diantara kelembutan dan perasaanmu yang tak pernah kau akui...

Apakah masih ada persahabatan disana?
kala kita memperlakukan semuanya dengan cara lain
cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat
dan bibirku kini hanya bisa terdiam...

Bila saja aku tak menangis saat itu
mungkin kita sudah lebih jauh
Bila saja tak ada rangkaian kata maaf darimu
mungkin kita sudah tidak dibumi lagi
berpijak pada keyakinan yang kita tinggalkan sesaat
berdansa dengan para iblis yang tertawa...

Aku menyayangimu sahabat...
seperti dulu...
Aku juga menyukaimu sahabat...
seperti dulu...

Dan aku tak ingin ini berakhir tanpa sebuah kata
akan kemana persahabatan ini dibawa
ketika kau diam bersama pertanyaanku
dan pengakuan tulusku....
Bahwa aku juga mencintaimu....

 
Oleh : constantio ketika 2:07 AM | 0 Komentar

Menembus Angkara...

Terbaringku dalam perabuan
Siapa kira ini akan berakhir
Dalam seperempat abad hidupku
Dipertengahan Ramadhan

Derap kaki ini tak lagi bisa terdengar
Sayup suaraku tiada akan ada lagi
Seduku pada dunia tiada akan pernah ada lagi
Dan Angkaraku pada negeri ini tiada pernah mencuat lagi

Seperempat abad dalam permainan bumi
dalam planet bundar penuh tanda tanya
dan apakah aku sudah bisa berguna untuk sebaret bendera negeri?
atau aku terlalu sering membuat kering kerongkonganku dengan menghujat negeri...?
menampakkan angkaraku?

Tuhan merangkulku dalam sebuah hikmah terindah
Masih banyak misi diotakku
Masih banyak ambisi menggila dalam kantong perutku yang ingin muntah
mencaci petinggi negeri ini... mungkin... lebih parah

Mungkin Tuhan menarikku dan menyadarkanku
Aku harus pulang
Menembus Angkara...
Kepangkuan-Nya yang Abadi
Di Ramadhan ini... Ramadhan terakhirku....
Tanpa usaha perencanaan yang akan terlaksana

 
Oleh : constantio ketika 2:06 AM | 0 Komentar

Untuk Saskia II

Aku memejamkan mata diantara artefak seni langka
Menyesapi bau sejarah dan semerbak harummu
Ketika aku membuka mataku
kudapati senyum terindahmu

Diantara deretan seni ini, kau seni terindah
Wahai Saskiaku... Kau seni terindah dari Tuhan
Sosok tersempurna untukku
dan kuharap senyummu hanya untukku

Rinduku bersama larian kecilmu
Langkahmu menyapu rerumputan yang menggagumimu
Suara merdumu membuat burungpun enggan bernyanyi
dan desah nafasmu membuat angin enggan berhembus

Jagalah cinta ini Saskia-ku
Biarkan semua didirimu hanya untukku
Di balutan sejarah yang kau kupas
Kau buat deretan sejarah yang tak akan kulupakan

Biarkan aku terus menyimpan raut wajahmu
Dihatiku, wanita tersempurnaku
Biarkan waktu memberikan aku jeda waktu
Untuk menyayangimu hingga mata ini tak akan pernah
Terbuka...

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Mimpi Sang Pujangga

Hilang...
Terbawa malam
Terbang...
Ditiup angin

Bersama mimpi
Aku ingin meraih cita
Bersama indahnya mentari
kuingin memeluk asa

Tapi...
Itu hanya mimpi
sekedar ilusi
Hanya sepenggal angan

Tiada akan menjadi nyata
Tidak...
Bahkan untuk seujung harap
Secuil keinginan

Aku hanya pujangga
Terus menulis
Tiada lelah
Hanya bermimpi menjadi
Pujangga Besar...
dan aku hanya sekedar
Pemimpi dan Pujangga picisan

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Puisi Sang Pelukis

Designkan aku sebentuk hati
untukku bernaung dan menguas ruang hatimu
Biar kulukis semuanya dengan indah
sehingga proporsinya sempurna disemua sisi

Jelaskan kepadaku komposisi warna cintamu
Biar aku kombinasikan dengan segenap kemesraanku
yang kini terluap bersama ekspresi cinta sejatiku
Hanya untuk segurat wajah indahmu

Jadikan aku pelukis sejatimu
Entah disudut mana kau akan menempatkanku
Tapi aku mohonkan hanya dihatimu
Ditempat terpaling jujur dalam kesenian cinta kita

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Marhaban Ya Ramadhan

Desir udara itu datang lagi
Alhamdulillah
Purnama itu terlihat lagi
Subhanallah

Ramadhan menyentuh bumi lagi
Marhaban Ya Ramadhan...
Indah dirimu wahai Bulan Penuh Rahmat
Nyanyian malammu berkumandang diseluruh bumi

Keceriaan semakin membahana Wahai Bulan Terindah
Alhamdulillah aku masih bisa berdiri diantara semua keindahanmu
Alhamdulillah Allah masih memberiku menegukmu kembali
Kenikmatan tiada batas
Kenikmatan berbagi dengan sesama
dengan semua Makhluk-Mu ya Allah

Dan setiap Ramadhan
Membuatku merasa kecil wahai Bulan penuh Nikmat
Dan disetiap Ramadhan
Aku takut kehilangan waktu untuk tidak mengejar Rahmat-Mu

Wahai Pencipta Bumi
Kusambutkan Ramadhan dengan kesuka citaan
Kuteriakan Marhaban Ya Ramadhan
Dan kurendahkan hati berujar
Mohon Maaf Lahir Bathin untuk seluruh umat di Bumi-Mu
dan kumohonkan maaf untuk semua dosa di dalam 11 bulanku berjalan di galaksi-Mu...

 
Oleh : constantio ketika 2:05 AM | 0 Komentar

Tanpa... Amarah

Demi satu waktu
beri aku ribuan mawar
Demi satu kasih
beri aku ribuan cinta

Jika diam ini buat sendu
mengapa tidak kau berteriak
Jika serumu tersedak dalam geram
mengapa tidak kau marahi aku

Tak bisakah kau berujar
dengan ribuan kata
Biar ku tunggu kau buat buku hinaan untukku
aku tak ingin kau terdiam membisu

Tatapanmu masih ada cinta
tapi ada amarah memerah disana
Satu kisah yang salah
haruskah sedingin ini dirimu?

Adakah ada untaian kata
di otakmu yang ingin coba kau urai
karena aku ingin menari
dibawah sinar bintang malam ini
bersamamu
Tanpa... diam....
Tanpa... amarah...

 
Oleh : constantio ketika 2:04 AM | 0 Komentar

Dulu, Sekarang dan Esok

Lamunanku mencoba menerawang jeda panjang dalam kehidupanku yang suram, lagu-lagu malam pun serasa hambar dengan tarian kesepian. Lelahku memuncak dalam hitungan detik, seakan ingin berlari pergi ke dunia lain, atau mengakhirinya.

Dulu ini cerita lalu, dulu ada keinginan waktu akan membuatku menjadi semakin baik, Tuhan semakin mengerti kesengsaraanku, tapi sekarang Tuhanpun seakan hanya terduduk disana dengan senyum yang sama tanpa membuat aku sedikit bahagia.

Aku tidak tahu apa ada cercah bahagia untuk jalur ceritaku esok, mungkin lebih baik aku berpuisi dalam derai tangis tak sudah. Mungkin memang garis hidupku seperti deretan kereta lokomotif tua yang berjalan terseok dan berbunyi parau.

Esok seperti apakah wajahmu nanti? Sekarang cerita ini seakan ingin kuakhiri. Kemiskinan, penderitaan, kesepian, deretan kesengsaraan yang tiada habis, akankah ada nanti di saat mendatang yang kan kusebut ESOK???

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Saat Semua Berubah

Dalam sebuah kata
Antara ribuan cerita khayal
Berkecamuk dalam otak tak bertuan
Entah semua seakan samar

Jika aku berayun dalam udara hampa
Ada satu yang hilang disini
Tiada dirimu yang membagi cerita
Berbicara sederet bahagia

Satu salah itu buat kita beda
Deburan dalam nafas kitapun berubah
Entah sayang... kamu berubah
Dan aku kini sepi tanpamu

Cinta...
Apakah ada jalan untuk kita berbagi?
Jika sayang itu hilang
Adakah jalanku untuk membuatnya kembali ada?

Tak akan manis hidup ini
Tanpa senyummu
Dan aku ingin tidak ada beda
Tidak ada yang berubah

Dan itu sudah hilang...
Sudah terlambat

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Lagu Sang Melati

Berbisik.... singkat
Ada suara...
Coba Dengar...?
Ada lantunan lagu di reruntuhan gedung sana....

Larian mereka menhentak bumi
dalam derai malam yang kelam
menyelami suara yang datang
sebuah nyanyian merdu

Hanya sebuah pohon melati kecil
berdansa dalam tarian angin
saling bergesek
dan menhasilkan bunyi...

Gesekan indah...
Sang Melati ternyata bernyanyi
diantara hening dan gelap
sang Melati menghamburkan lagu malam

Lagu Sang Melati

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Untuk Saskia

Lariku dalam padang ilalang
Entah....
Aku merasa dikejar
Entah...
Oleh Siapa?
Entah...

Sungguh...
Aku Berfikir Hebat
Sungguh...
Ada takut untuk menoleh kebelakang

Dara biru apa benar ada
Di gua sana
Di ujung Timur
Emm... Dekat Matahari?

Benar dia bisa buat hati merasa nyaman
Dara biru itu...
Sungguh Hebat... Benarkah?
Tapi lari ini semakin cepat
Seakan ingin merangkul Dara Biru

Siapa yang mengikutiku?
Siapa yang ingin mengejarnya juga?
Ataukah dia sebenarnya ingin mengejarku...
Tunggu... Apakah hanya 'Dia'
Mungkinkah 'Mereka' mengejarku?

Ilalang perawan...
Memperlambat langkahku
Dan ternyata... Dia hanya sendiri
Dia mulai mendekat
Dan... Dia merangkulku hangat
Dan dia... Dara Biruku...

Saskia...
Kekasihku Saskia...
Pecinta Goa...
Sejarahwan yang selalu buat kejutan
Saskia yang cantik
diantara ilalang
Berpeluh keringat
Tersenyum dan mendekapku erat...

 
Oleh : constantio ketika 2:03 AM | 0 Komentar

Hujan Terakhirku

Jika Bunda menangis
kenapa ku tiada pernah perduli
Jika Bunda bahagia
Kenapa ku tiada pernah tersenyum

Bunda...
kau asing bagiku
Bunda...
Apa kau pernah menyayangiku?

Tanya itu tiada akhir
kalau matamu tiada berbinar menatapku
tatapmu kosong...
hampa dalam memelukku...

Jangan pernah ada tangisan lagi
Bundaku tersayang...
jangan banjiri aku dengan cinta hampa
Bundaku tercinta...

Biar air matamu
jadi hujan terakhirku
Biar air matamu
jadi biar aku berlari
ke dunia yang ku pilih...

 
Oleh : constantio ketika 2:01 AM | 0 Komentar

Maaf untuk Cintamu

Dingin ini bukan salahmu...
Tega ini bukan karenamu...
Cinta ini bukan untukku...
Tiada harapanku untuk menerimanya

Bukuku telah tertutup lama
tersimpan dalam samudera terdalam
dan buku itu tak ingin kubuka lagi
dan aku tak ingin menulisnya di buku lain

Tak ada permohonan yang harus terucap
itu akan sia-sia
maaf untuk semuanya
kisah ini tak akan pernah bermula
maaf untuk cintamu...

 
Oleh : constantio ketika 2:01 AM | 0 Komentar

Duri dalam Daging

Mawar hitam telah datang
bergulir dengan waktu yang kelam
kala kukira duri selalu dalam semua manusia
semua manusia...

Mawar hitam itu menjelang
tak ingin beringsut
melilitkan batangnya di semua tubuhku
menancapkan duri ke dalam daging-daging tubuhku

Perih...
dan mengapa kau kembali
Jika kau hanya menjadi duri dalam daging
Mawar hitam aku membecimu
melebihi kebencianku kepada waktu
dia selalu tertawa ketika dia membawa aku menjadi tua

Sakit...
dan aku ingin berhenti
telah habis darahku...
habis sudah...
Tiada bersisa...

Duri dalam daging....
tidak bisa di cabuti...
mendarah daging hingga aku membenci
dan menjadi mencintai Mawar hitam
dan aku mencintai mawar hitam
mencintai mawar hitam
mawar hitam

hingga semua dibenakku hanya mawar hitam...

 
Oleh : constantio ketika 2:00 AM | 0 Komentar

Biarlah dingin

Dingin... mungkin jawab dari semua
Dingin.... Mungkin sebuah hasil akhir untuk semua....
Dan dingin.... Mungkin yang terbaik.....

Dingin.... Biarlah sepi
Dingin.... Biarlah merajai
Dingin.... Biarlah menghabiskan waktu

Bukankah waktu senang dengan semua mimpiku?
Bukankah waktu begitu mencintaiku untuk sekedar tertawa?
Bukankah waktu yang bisa membuatku kembali membeku.
Jika dingin adalah jawaban.....
biarkan beku adalah akhirnya....

Jangan biarkan aku meleleh dalam jerat pilu....
Walau panas membadai sebuah gunung es yang aku buat,
biar dingin menjadi sahabat terdekatku....
Biar dingin sebuah rangkulan saat mimpi mulai menghapiriku,
biar semua dingin....
Menghilangkan semua keinginanku untuk membuat kenangan....

 
Oleh : constantio ketika 2:00 AM | 0 Komentar

Sabarku menantimu

Disini aku menatap bintang
menerka datangnya meteor
dan disini aku menantimu
menerka kedatanganmu
seumur hidupku

Biar hati ini terus beku
untuk yang lain
biar tiada debaran
untuk yang lain

Aku hanya ingin dirimu
tiada yang lain
Aku hanya ingin bersamamu
tiada yang lain

Biar mimpiku melayang bersama angin malam
ku harap ada hari paling indah
untuk kita...
untuk cinta kita...

Jika aku tak dapat mencintai yang lain
apa kamu juga merasakan yang sama?
jika aku tetap menunggumu
apa di sudut sama kamu menatap bintang yang sama?

Aku bersabar untuk kedatanganmu
bersabar untuk rajutan cintaku
dan aku bersabar untuk menjadi belahan jiwamu

(untuk belahan jiwaku yang entah dimana, semoga Tuhan-pun berbaik hati mempertemukan kita, Aku akan selamanya menantimu)

 
Oleh : constantio ketika 1:59 AM | 0 Komentar

Cinta Pertama

sepuluh tahun lalu
sebuah cinta dimulai
saat mata bertemu
saatku gemetar dengan melihatmu

kini cinta itu telah berakar
berdiri kokoh meneduhkan hatiku
dan aku terus menatap langit
berharap kau masih menjadi anganku

biar aku mengenangmu
dalam lingkup cinta yang tak terbendung
dalam rangkul sayang yang tak terhingga
walau dirimu tak akan bersamaku

selama aku masih mampu mengenangmu
selamanya kau tetap sejatiku
cinta pertamaku....
cinta terindahku....

dan biar dunia menertawakanku
dalam peluh ini aku memujamu
dalam perih hidup ini kenanganmu
menenangkanku....

selamanya....
selamanya kau kan menjadi anganku....

 
Oleh : constantio ketika 1:59 AM | 0 Komentar

Cinta Sejati

Cinta adalah rasa yang akan mendera kala duka
tak kuasa memiliki.....
Cinta tercipta dengan anggun dengan
sentuhan Tuhan di dalamnya
Penuh warna, mempermainkan rasa, kemelut
dan auramu....

Jika kau mencintai seseorang dengan ikhlas...
mengiringi langkahnya dengan doamu....
merasakan sedih dan bahagia bersama....
dan tanpa ragu tetap berada disisinya hingga akhir hayatmu....
maka bersorak dan bersyukurlah karena kamu telah mendapatkan....

CINTA SEJATI

 
Oleh : constantio ketika 1:58 AM | 0 Komentar
   

Puisi Sebelumnya

Arsip
 
Copyright by Constantio @2005, All Right Reserved.