27 November 2006
|
Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...
Amarahku memuncak... aku gelap mata Mama... aku bukan membencimu Mama... aku hanya ingin bebas dalam deretan aturan, doktrin-doktrin lama yang berhasil membuat otakku berhenti bekerja
Aku berlari dari pintu yang kuanggap penjara mungkin benteng besar ini hanya kenangan saja Aku menatapmu dengan enggan Dalam sayu matamu... aku tahu kau masih menghakimiku
Duniaku berbeda gerak bumi sudah berada ribuan mil di depan duniamu dulu dan aku ingin terbang bersama mimpi-mimpi yang kau hujat
Akh... entahlah Kadang aku masih begitu menginginkanmu mengerti Aku hendak membawamu mengerti aku Tapi aku pun takut kehilanganmu
Sosok yang kukenal sejak dulu sejak aku hanya bisa menjadi bebanmu dan kini aku tak ingin membebanimu biar aku pilih takdirku sendiri
Berjalan dalam padang gersang tanpa air darimu Berjalan dalam bebatuan terjal tanpa tanganmu
Biar aku meniti hidupku... Mama... Sekali ini... dan aku akan kembali membawa kabar bahwa mimpiku telah kuraih dan membahagiakanmu sampai akhir hidupmu
Berjanjilah untuk terus hidup... Mama...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Aku mencintaimu... Sahabat (II)
Aku menelponmu pagi itu entah bayanganmu memecahkan dinding esku entah kenapa hanya kau yang bisa membuatku sadar aku bisa mencintai lagi
Aku terpaku mendengarkan suaramu yang dingin tak biasa... tak seperti dulu mungkin memang tak harus terjadi mungkin seharusnya aku tak perlu menanyakan perasaanmu...
Merasakannya aku sudah cukup tahu ada getar berbeda dari kecupanmu sentuhan hangat yang memporak-porandakan istana es anti cintaku....
Aku tertegun lama kala kesombonganku menghilang dan mengucap lagi saat kau bertanya apa yang kurasakan Aku berbisik dan mengaku Aku Mencintaimu
Keheninganmu membuatku gila dan kau hanya bergumam kecil Kita sahabat.... seperti dulu... Tapi aku juga mencintaimu Melebihi rasa cintamu padaku....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Aku mencintaimu... Sahabat
Jauhku bergumul dengan awan pekat hitam.... tak jelas akan rembulan yang mengintip ingin menyimak kejadian bumi langkahku gontai semakin melunglai
Fikirku dalam angan tak jelas mencoba menterjemahkan kejadian tadi kala kau menjamuku dengan mesra diluar kebiasaan kita sebagai sahabat
Adakah aturan main yang lain disana? bumbu manis apa yang ingin kau perlihatkan? dari semua sentuhanmu tadi.... rasa cintakah atau sekedar nafsu belaka?
Aku memarahi kebodohanku sendiri terlarut dalam kenikmatan yang kumaki saat ini.... Kami sahabat... pantaskah itu? Terlalu....
Tapi ada gerak yang ingin meminta lagi sentuhanmu membuat tubuhku menangih... mungkin kau memperlakukanku begitu istimewa diantara kelembutan dan perasaanmu yang tak pernah kau akui...
Apakah masih ada persahabatan disana? kala kita memperlakukan semuanya dengan cara lain cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat dan bibirku kini hanya bisa terdiam...
Bila saja aku tak menangis saat itu mungkin kita sudah lebih jauh Bila saja tak ada rangkaian kata maaf darimu mungkin kita sudah tidak dibumi lagi berpijak pada keyakinan yang kita tinggalkan sesaat berdansa dengan para iblis yang tertawa...
Aku menyayangimu sahabat... seperti dulu... Aku juga menyukaimu sahabat... seperti dulu...
Dan aku tak ingin ini berakhir tanpa sebuah kata akan kemana persahabatan ini dibawa ketika kau diam bersama pertanyaanku dan pengakuan tulusku.... Bahwa aku juga mencintaimu....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:07 AM
|
0 Komentar
|
Menembus Angkara...
Terbaringku dalam perabuan Siapa kira ini akan berakhir Dalam seperempat abad hidupku Dipertengahan Ramadhan
Derap kaki ini tak lagi bisa terdengar Sayup suaraku tiada akan ada lagi Seduku pada dunia tiada akan pernah ada lagi Dan Angkaraku pada negeri ini tiada pernah mencuat lagi
Seperempat abad dalam permainan bumi dalam planet bundar penuh tanda tanya dan apakah aku sudah bisa berguna untuk sebaret bendera negeri? atau aku terlalu sering membuat kering kerongkonganku dengan menghujat negeri...? menampakkan angkaraku?
Tuhan merangkulku dalam sebuah hikmah terindah Masih banyak misi diotakku Masih banyak ambisi menggila dalam kantong perutku yang ingin muntah mencaci petinggi negeri ini... mungkin... lebih parah
Mungkin Tuhan menarikku dan menyadarkanku Aku harus pulang Menembus Angkara... Kepangkuan-Nya yang Abadi Di Ramadhan ini... Ramadhan terakhirku.... Tanpa usaha perencanaan yang akan terlaksana
|
|
Oleh : constantio ketika 2:06 AM
|
0 Komentar
|
Untuk Saskia II
Aku memejamkan mata diantara artefak seni langka Menyesapi bau sejarah dan semerbak harummu Ketika aku membuka mataku kudapati senyum terindahmu
Diantara deretan seni ini, kau seni terindah Wahai Saskiaku... Kau seni terindah dari Tuhan Sosok tersempurna untukku dan kuharap senyummu hanya untukku
Rinduku bersama larian kecilmu Langkahmu menyapu rerumputan yang menggagumimu Suara merdumu membuat burungpun enggan bernyanyi dan desah nafasmu membuat angin enggan berhembus
Jagalah cinta ini Saskia-ku Biarkan semua didirimu hanya untukku Di balutan sejarah yang kau kupas Kau buat deretan sejarah yang tak akan kulupakan
Biarkan aku terus menyimpan raut wajahmu Dihatiku, wanita tersempurnaku Biarkan waktu memberikan aku jeda waktu Untuk menyayangimu hingga mata ini tak akan pernah Terbuka...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Mimpi Sang Pujangga
Hilang... Terbawa malam Terbang... Ditiup angin
Bersama mimpi Aku ingin meraih cita Bersama indahnya mentari kuingin memeluk asa
Tapi... Itu hanya mimpi sekedar ilusi Hanya sepenggal angan
Tiada akan menjadi nyata Tidak... Bahkan untuk seujung harap Secuil keinginan
Aku hanya pujangga Terus menulis Tiada lelah Hanya bermimpi menjadi Pujangga Besar... dan aku hanya sekedar Pemimpi dan Pujangga picisan
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Puisi Sang Pelukis
Designkan aku sebentuk hati untukku bernaung dan menguas ruang hatimu Biar kulukis semuanya dengan indah sehingga proporsinya sempurna disemua sisi
Jelaskan kepadaku komposisi warna cintamu Biar aku kombinasikan dengan segenap kemesraanku yang kini terluap bersama ekspresi cinta sejatiku Hanya untuk segurat wajah indahmu
Jadikan aku pelukis sejatimu Entah disudut mana kau akan menempatkanku Tapi aku mohonkan hanya dihatimu Ditempat terpaling jujur dalam kesenian cinta kita
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Marhaban Ya Ramadhan
Desir udara itu datang lagi Alhamdulillah Purnama itu terlihat lagi Subhanallah
Ramadhan menyentuh bumi lagi Marhaban Ya Ramadhan... Indah dirimu wahai Bulan Penuh Rahmat Nyanyian malammu berkumandang diseluruh bumi
Keceriaan semakin membahana Wahai Bulan Terindah Alhamdulillah aku masih bisa berdiri diantara semua keindahanmu Alhamdulillah Allah masih memberiku menegukmu kembali Kenikmatan tiada batas Kenikmatan berbagi dengan sesama dengan semua Makhluk-Mu ya Allah
Dan setiap Ramadhan Membuatku merasa kecil wahai Bulan penuh Nikmat Dan disetiap Ramadhan Aku takut kehilangan waktu untuk tidak mengejar Rahmat-Mu
Wahai Pencipta Bumi Kusambutkan Ramadhan dengan kesuka citaan Kuteriakan Marhaban Ya Ramadhan Dan kurendahkan hati berujar Mohon Maaf Lahir Bathin untuk seluruh umat di Bumi-Mu dan kumohonkan maaf untuk semua dosa di dalam 11 bulanku berjalan di galaksi-Mu...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:05 AM
|
0 Komentar
|
Tanpa... Amarah
Demi satu waktu beri aku ribuan mawar Demi satu kasih beri aku ribuan cinta
Jika diam ini buat sendu mengapa tidak kau berteriak Jika serumu tersedak dalam geram mengapa tidak kau marahi aku
Tak bisakah kau berujar dengan ribuan kata Biar ku tunggu kau buat buku hinaan untukku aku tak ingin kau terdiam membisu
Tatapanmu masih ada cinta tapi ada amarah memerah disana Satu kisah yang salah haruskah sedingin ini dirimu?
Adakah ada untaian kata di otakmu yang ingin coba kau urai karena aku ingin menari dibawah sinar bintang malam ini bersamamu Tanpa... diam.... Tanpa... amarah...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:04 AM
|
0 Komentar
|
Dulu, Sekarang dan Esok
Lamunanku mencoba menerawang jeda panjang dalam kehidupanku yang suram, lagu-lagu malam pun serasa hambar dengan tarian kesepian. Lelahku memuncak dalam hitungan detik, seakan ingin berlari pergi ke dunia lain, atau mengakhirinya.
Dulu ini cerita lalu, dulu ada keinginan waktu akan membuatku menjadi semakin baik, Tuhan semakin mengerti kesengsaraanku, tapi sekarang Tuhanpun seakan hanya terduduk disana dengan senyum yang sama tanpa membuat aku sedikit bahagia.
Aku tidak tahu apa ada cercah bahagia untuk jalur ceritaku esok, mungkin lebih baik aku berpuisi dalam derai tangis tak sudah. Mungkin memang garis hidupku seperti deretan kereta lokomotif tua yang berjalan terseok dan berbunyi parau.
Esok seperti apakah wajahmu nanti? Sekarang cerita ini seakan ingin kuakhiri. Kemiskinan, penderitaan, kesepian, deretan kesengsaraan yang tiada habis, akankah ada nanti di saat mendatang yang kan kusebut ESOK???
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Saat Semua Berubah
Dalam sebuah kata Antara ribuan cerita khayal Berkecamuk dalam otak tak bertuan Entah semua seakan samar
Jika aku berayun dalam udara hampa Ada satu yang hilang disini Tiada dirimu yang membagi cerita Berbicara sederet bahagia
Satu salah itu buat kita beda Deburan dalam nafas kitapun berubah Entah sayang... kamu berubah Dan aku kini sepi tanpamu
Cinta... Apakah ada jalan untuk kita berbagi? Jika sayang itu hilang Adakah jalanku untuk membuatnya kembali ada?
Tak akan manis hidup ini Tanpa senyummu Dan aku ingin tidak ada beda Tidak ada yang berubah
Dan itu sudah hilang... Sudah terlambat
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Lagu Sang Melati
Berbisik.... singkat Ada suara... Coba Dengar...? Ada lantunan lagu di reruntuhan gedung sana....
Larian mereka menhentak bumi dalam derai malam yang kelam menyelami suara yang datang sebuah nyanyian merdu
Hanya sebuah pohon melati kecil berdansa dalam tarian angin saling bergesek dan menhasilkan bunyi...
Gesekan indah... Sang Melati ternyata bernyanyi diantara hening dan gelap sang Melati menghamburkan lagu malam
Lagu Sang Melati
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Untuk Saskia
Lariku dalam padang ilalang Entah.... Aku merasa dikejar Entah... Oleh Siapa? Entah...
Sungguh... Aku Berfikir Hebat Sungguh... Ada takut untuk menoleh kebelakang
Dara biru apa benar ada Di gua sana Di ujung Timur Emm... Dekat Matahari?
Benar dia bisa buat hati merasa nyaman Dara biru itu... Sungguh Hebat... Benarkah? Tapi lari ini semakin cepat Seakan ingin merangkul Dara Biru
Siapa yang mengikutiku? Siapa yang ingin mengejarnya juga? Ataukah dia sebenarnya ingin mengejarku... Tunggu... Apakah hanya 'Dia' Mungkinkah 'Mereka' mengejarku?
Ilalang perawan... Memperlambat langkahku Dan ternyata... Dia hanya sendiri Dia mulai mendekat Dan... Dia merangkulku hangat Dan dia... Dara Biruku...
Saskia... Kekasihku Saskia... Pecinta Goa... Sejarahwan yang selalu buat kejutan Saskia yang cantik diantara ilalang Berpeluh keringat Tersenyum dan mendekapku erat...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:03 AM
|
0 Komentar
|
Hujan Terakhirku
Jika Bunda menangis kenapa ku tiada pernah perduli Jika Bunda bahagia Kenapa ku tiada pernah tersenyum
Bunda... kau asing bagiku Bunda... Apa kau pernah menyayangiku?
Tanya itu tiada akhir kalau matamu tiada berbinar menatapku tatapmu kosong... hampa dalam memelukku...
Jangan pernah ada tangisan lagi Bundaku tersayang... jangan banjiri aku dengan cinta hampa Bundaku tercinta...
Biar air matamu jadi hujan terakhirku Biar air matamu jadi biar aku berlari ke dunia yang ku pilih...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:01 AM
|
0 Komentar
|
Maaf untuk Cintamu
Dingin ini bukan salahmu... Tega ini bukan karenamu... Cinta ini bukan untukku... Tiada harapanku untuk menerimanya
Bukuku telah tertutup lama tersimpan dalam samudera terdalam dan buku itu tak ingin kubuka lagi dan aku tak ingin menulisnya di buku lain
Tak ada permohonan yang harus terucap itu akan sia-sia maaf untuk semuanya kisah ini tak akan pernah bermula maaf untuk cintamu...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:01 AM
|
0 Komentar
|
Duri dalam Daging
Mawar hitam telah datang bergulir dengan waktu yang kelam kala kukira duri selalu dalam semua manusia semua manusia...
Mawar hitam itu menjelang tak ingin beringsut melilitkan batangnya di semua tubuhku menancapkan duri ke dalam daging-daging tubuhku
Perih... dan mengapa kau kembali Jika kau hanya menjadi duri dalam daging Mawar hitam aku membecimu melebihi kebencianku kepada waktu dia selalu tertawa ketika dia membawa aku menjadi tua
Sakit... dan aku ingin berhenti telah habis darahku... habis sudah... Tiada bersisa...
Duri dalam daging.... tidak bisa di cabuti... mendarah daging hingga aku membenci dan menjadi mencintai Mawar hitam dan aku mencintai mawar hitam mencintai mawar hitam mawar hitam
hingga semua dibenakku hanya mawar hitam...
|
|
Oleh : constantio ketika 2:00 AM
|
0 Komentar
|
Biarlah dingin
Dingin... mungkin jawab dari semua Dingin.... Mungkin sebuah hasil akhir untuk semua.... Dan dingin.... Mungkin yang terbaik.....
Dingin.... Biarlah sepi Dingin.... Biarlah merajai Dingin.... Biarlah menghabiskan waktu
Bukankah waktu senang dengan semua mimpiku? Bukankah waktu begitu mencintaiku untuk sekedar tertawa? Bukankah waktu yang bisa membuatku kembali membeku. Jika dingin adalah jawaban..... biarkan beku adalah akhirnya....
Jangan biarkan aku meleleh dalam jerat pilu.... Walau panas membadai sebuah gunung es yang aku buat, biar dingin menjadi sahabat terdekatku.... Biar dingin sebuah rangkulan saat mimpi mulai menghapiriku, biar semua dingin.... Menghilangkan semua keinginanku untuk membuat kenangan....
|
|
Oleh : constantio ketika 2:00 AM
|
0 Komentar
|
Sabarku menantimu
Disini aku menatap bintang menerka datangnya meteor dan disini aku menantimu menerka kedatanganmu seumur hidupku
Biar hati ini terus beku untuk yang lain biar tiada debaran untuk yang lain
Aku hanya ingin dirimu tiada yang lain Aku hanya ingin bersamamu tiada yang lain
Biar mimpiku melayang bersama angin malam ku harap ada hari paling indah untuk kita... untuk cinta kita...
Jika aku tak dapat mencintai yang lain apa kamu juga merasakan yang sama? jika aku tetap menunggumu apa di sudut sama kamu menatap bintang yang sama?
Aku bersabar untuk kedatanganmu bersabar untuk rajutan cintaku dan aku bersabar untuk menjadi belahan jiwamu
(untuk belahan jiwaku yang entah dimana, semoga Tuhan-pun berbaik hati mempertemukan kita, Aku akan selamanya menantimu)
|
|
Oleh : constantio ketika 1:59 AM
|
0 Komentar
|
Cinta Pertama
sepuluh tahun lalu sebuah cinta dimulai saat mata bertemu saatku gemetar dengan melihatmu
kini cinta itu telah berakar berdiri kokoh meneduhkan hatiku dan aku terus menatap langit berharap kau masih menjadi anganku
biar aku mengenangmu dalam lingkup cinta yang tak terbendung dalam rangkul sayang yang tak terhingga walau dirimu tak akan bersamaku
selama aku masih mampu mengenangmu selamanya kau tetap sejatiku cinta pertamaku.... cinta terindahku....
dan biar dunia menertawakanku dalam peluh ini aku memujamu dalam perih hidup ini kenanganmu menenangkanku....
selamanya.... selamanya kau kan menjadi anganku....
|
|
Oleh : constantio ketika 1:59 AM
|
0 Komentar
|
Cinta Sejati
Cinta adalah rasa yang akan mendera kala duka tak kuasa memiliki..... Cinta tercipta dengan anggun dengan sentuhan Tuhan di dalamnya Penuh warna, mempermainkan rasa, kemelut dan auramu....
Jika kau mencintai seseorang dengan ikhlas... mengiringi langkahnya dengan doamu.... merasakan sedih dan bahagia bersama.... dan tanpa ragu tetap berada disisinya hingga akhir hayatmu.... maka bersorak dan bersyukurlah karena kamu telah mendapatkan....
CINTA SEJATI
|
|
Oleh : constantio ketika 1:58 AM
|
0 Komentar
|